INILAH salah satu potret buram lalu lintas jalan di negeri kita. Setiap hari satu orang tewas akibat kecelakaan jalan di Kalimantan Timur (Kaltim). Walau lebih sedikit dibandingkan Jakarta yang mencapai tiga orang per hari, atau dibandingkan di seluruh Indonesia yang mencapai 50 orang per hari, pertanyaannya, kenapa harus ada jiwa yang melayang sia-sia akibat kecelakaan lalu lintas jalan?
"Kesadaran berlalu lintas menjadi syarat mutlak menekan tingginya kasus kecelakaan di Kaltim,” kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, seperti dilansir Antara, Kamis (21/1).
Ia mengatakan, dari 4.047 kasus kecelakaan sepanjang lima tahun jumlah korban meninggal mencapai 1.871 orang, luka berat 1.492 dan luka ringan 2.442. dari sisi kerugian materi, selama lima tahun tercatat sekitar Rp 18,8 miliar.
Karena itu, Awang Faroek siap memberikan apresiasi kepada Polda yang terus berupaya menekan angka kecelakaan lalu lintas, termasuk melalui apel besar pecinta lalu lintas pada Kamis (21/1) di Samarinda, sebagai program mensosialisasikan UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Data Direktorat Lalu Lintas Polda Kaltim menyebutkan, hingga Januari 2010, jumlah kendaraan roda dua (motor) yang aktif di jalan raya di Kaltim mencapai 1. 169. 961 unit dan roda empat 223.862 unit.
Sementara itu, populasi kendaraan di Samarinda sebagai kota dengan jumlah kendaraan terbanyak yakni mencapai 436. 259 unit dengan rincian, sepeda motor sebanyak 364. 434 unit dan tercatat 71. 825 unit mobil. Sedangkan di Kota Balikpapan, jumlah sepeda motor tercatat 251.141 unit, mobil mencapai 80. 896 unit sehingga total kendaraan di kota minyak itu mencapai 332. 037 unit.
Gubernur mengaku permasalahan lalu lintas sudah menjadi sangat kompleks di Kaltim seperti pada kota-kota besar lainnya di Indonesia sehingga perlu dicari solusi tepat untuk mengatasi kesemrawutan lalu lintas akibat kian padatnya jalan.
Ia meminta, instansi terkait untuk berkoordinasi mengantisipasi terjadinya kemacetan lalu lintas luar biasa akibat ketidakseimbangan jumlah kendaraan dengan sarana prasarana jalan yang tersedia. "Harus ada solusi agar tidak terjadi ketimpangan yang sangat besar antara jumlah kendaraan dengan infrastruktur jalan," kata Awang Faroek. (edo rusyanto)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.