"Tidakkah kamu lihat korban-korban bergelimpangan karena kecelakaan? Bukan lagi soal siapa salah dan benar. Seberapa besar di antara kita saling menghargai? Sejauhmana kebijaksaan kita berbenah diri ketika nyawa manusia menjadi taruhannya."
SUARA lantang itu mengalir dari seorang penari di Teater Tanah Air Ku, TMII, Jakarta. Sendratari berdurasi 46 menit yang dibiayai Departemen Perhubungan (Dephub) menghipnotis ratusan tamu Pekan Nasional Keselamatan Jalan (PNKJ) 2009 yang dibuka Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal, Rabu (24/6), pukul 09.34 WIB.
Gemuruh tepuk tangan dan sorak penonton terasa membahana di teater yang memiliki kelengkapan teknologi maju berstandar internasional itu.
Pada bagian lain, dialog menceritakan pentingnya menggunakan helm saat berkendara sepeda motor. Semua pesan keselamatan itu dikemas dalam sendratari yang menampilkan seni Jawa, Melayu, Aceh, Muslim, dan populer.
”Masalah keselamatan di jalan adalah tanggung jawab bersama. Tak mungkin hanya bisa diselesaikan oleh satu instansi. Harus gerak bersama, sinergi, untuk membangun budaya keselamaatan,” ujar Menhub dalam sambutannya. Karena itu PNKJ kali ini mengambil motto ’Keselamatan jalan tanggung jawab kita semua.’
Ia mengaku, amat sulit menihilkan angka kecelakaan yang hingga kini menelan korban hampir 18 ribu orang pada 2008.
Pada PNKJ 2009 yang bertema ’Sedikit empati dapat menyelamatkan orang lain’, menurut Ketua Panitia PNKJ Giri Suseno, pihaknya merangkul lima instansi yakni Dephub, Depkes, Departemen PU, Kepolisian, dan Depdiknas. ”Perlu kebersamaan untuk mengggalang keselamatan di jalan,” papar mantan Menhub itu.
Giri yang juga ketua Global Road Safety Partnership (GRSP) Indonesia itu menuturkan, seluruh kekuatan masyarakat dan pemerintah diharapkan bahu membahu menyebarluaskan pemahaman keselamatan berkendara. Gerakan itu juga merasuk ke generasi muda. ”Komunitas bikers (roda dua) dan komunitas pengguna kendaraan roda empat telah membentuk Road Safety Association (RSA). Mereka juga telah menyelenggarakan berbagai kegiatan yang membantuk tercapainya keselamatan di jalan,” tutur Giri saat menyampaikan laporan ketua panitia.
Seremonial yang semula diharapkan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, berlangsung meriah. ”Acaranya OK. Pesannya cukup bagus, tapi saya kecewa karena Presiden tidak hadir,” ujar Ardi, salah seorang peserta dari komunitas sepeda motor Indonesia Bajaj Bikers Community (IBBC).
Menurut Menhub, "Bapak Dr H Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan salam hormat dan maaf tidak dapat hadir karena kesibukan beliau menjalankan tugas-tugas kenegaraan lainnya."
Sumber di kalangan dekat Istana menyebutkan, hari itu Presiden berkunjung ke kantor Harian Kompas dan Kantor Majalah Tempo. Pada PNKJ 2007, SBY sempat membuka dan memberi sambutan, sedangkan PNKJ 2008 dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla.
Sulit Turunkan Kecelakaan
Kegiatan seremonial itu harus dilengkapi kegiatan nyata. ”Terpenting apa yang akan dilakukan setelah ini,” ujar Rio Octaviano, ketua RSA. Hal itu diamini oleh Ditto, pengguna sepeda motor yang hadir di acara tersebut. ”Kita butuh program nyata,” ujar pria yang gemar touring dengan sepeda motor itu.
Seremonial berbiaya ratusan juta rupiah itu memang belum mampu mengerem laju angka kecelakaan di jalan. "Tahun ini diperkirakan angka kecelakaan meningkat menjadi 19 ribu kasus,” ujar Jusman.
Seremonial PNKJ yang ditutup sekitar pukul 11.40 WIB itu, diakhiri dengan pembagian helm gratis bagi para tamu. Helm untuk anak-anak itupun diserbu para tamu.”Helmnya sumbangan dari sponsor,” ujar seorang staf Dephub.(edo rusyanto)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.