SEPANJANG Selasa (7/7), dari pagi hingga malam, televise menayangkan iklan ajakan memilih dalam pilpres 2009. Ada Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, ada ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary, hingga penyanyi rock. Pesannya, mulai dari cara menyontreng kertas suara, lalu mengajak agar menyuarakan hak pilih dan tidak golput, serta menyerukan bahwa tidak ada yang menang dan kalah. “Yang belum terpilih, tetap terhormat.” Kira-kira begitu suara Mardiyanto.
Lalu apa kaitannya dengan para pengendara sepeda motor? Walau, populasi sepeda motor saat ini ditaksir sekitar 40 juta unit dan pemilik sepeda motor adalah warga negara yang sudah dewasa yang memiliki hak pilih, iklan itu tidak terkait langsung dengan kehidupan pengendara sepeda motor (bikers). Apalagi terkait berkendara yang aman dan selamat (safety riding). Tidak ada hubungannya. Lalu?
Ini dia. Dalam bagian akhir iklan selain muncul logo KPU ada terselip grafis bertuliskan Japan dalam warna merah putih. Saya menduga, iklan itu di-support oleh Jepang. Negeri para produsen otomotif. Mulai dari sepeda motor hingga kendaraan roda empat.
Jepang peduli pada pilpres Indonesia? Jawabannya pasti. Saya mereka-reka. Jika pilpres berjalan lancar, aman, dan damai. Roda pemerintahan bakal berjalan mulus. Roda manufaktur dan pertumbuhan ekonomi melaju. Produksi sepeda motor dan mobil terus berjalan. Dan, Indonesia dengan populasi 235 juta menjadi pasar yang menggiurkan untuk Jepang selaku prinsipal; Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Toyota, Nisssan, dan Mitsubishi. Pasar yang subur. Bayangkan saja, pada 2008, penjualan sepeda motor mencapai 6,2 juta unit dan mobil sekitar 607 ribu unit. Dengan asumsi rata-rata harga sepeda motor Rp 10 juta per unit, omzet sepeda motor mencapai sekitar Rp 62 triliun, sedangkan dengan asumsi rata-rata Rp 150 juta per unit, omzet mobil sekitar Rp 91 triliun. Fantasits! Bagaimana tahun ini? Volume sepeda motor ditaksir sekitar 4,2 juta unit, sedangkan mobil sekitar 350 ribu unit. Rata-rata tiap tahun, produk Jepang mendominasi hingga 95% lebih penjualan otomotif di Tanah Air. Luarrrrr biasa.
Kalau begitu, siapa yang tidak tergiur menggenggam pasar Indonesia? Saya yakin, Jepang sangat sadar itu.
Balik lagi soal iklan KPU terkait pilpres 2009. Saya berandai-andai, dukungan Jepang sama kuatnya untuk pembuatan dan penayangan iklan mengenai safety riding di siaran televisi, bakal lebih cepat penyebaran safety riding. Maklum, budaya masyarakat kita lebih suka menonton televisi ketimbang membaca. Sehingga, kampanye audio visual melalui televisi bisa menerobos hingga sendi-sendi masyarakat.
Seharusnya, Jepang, gencar mendukung iklan safety riding di televisi. Akan sangat menguntungkan. Begini ceritanya. Jika kesadaran berkendara yang aman dan selamat mengakar di masyarakat kita yang notabene konsumen produk sepeda motor, maka citra sepeda motor sebagai alat angkut yang aman juga kian menguat. Maklum, tahun lalu, korban meninggal akibat kecelakaan di jalan per hari rata-rata 32 jiwa. Dan, korban bikers mencapai 3 orang per hari.
Dengan citra kendaraan yang aman, orang tua tidak akan sungkan membelikan anaknya sepeda motor karena kendaraan roda dua itu tergolong aman. Buntutnya, penjualan sepeda motor bakal terus melaju. Nah, bukannya prinsipal kian diuntungkan jika volume penjualan membubung terus? Lalu, kenapa tidak mendukung habis kampanye safety riding di televisi? (edo rusyanto)
foto:detik
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.