Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Selasa, 25 Agustus 2009

ICE 2009, Inter Community


foto:bro biker

SENAYAN Jakarta bakal tumpah ruah oleh bikers dan komunitas lainnya. Ada komunitas otomotif yang terdiri atas penggemar sepeda motor dan mobil. Lalu komunitas hobby, film, musik, lifestyle, hingga arsitektur. Itulah ajang Indonesia Consummunity Expo (ICE) 2009 yang mengambil tema Inter Community.
“Kegiatannya akan berlangsung pada 21-22 November 2009 di Plaza Timur Senayan, Jakarta,” papar Martin, panitia ICE 2009.
Ajang yang digelar oleh Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya (PPM), Jakarta itu merupakan kali ketiga sejak 2007. Kenapa inter community? “Kami ingin memotret interaksi antar komunitas, misalnya otomotif dengan nonotomotif. Untuk kebersamaan,” papar Martin lagi.
Menurut Martin, tahun ini mereka akan mengundang 150 komunitas yang ada Jakarta dan Bandung.”Tahun lalu hanya 78 komunitas yang terdiri atas otomotif, olahraga, family, musik, lifestyle, lingkungan, dan games,” jelas dia.
Terkait otomotif, tahun lalu, komunitas sepeda motor menggelar aksi kampanye safety riding di Jakarta. Konvoy safety riding saat itu diikuti sekitar 200-an bikers dari 10 komunitas sepeda motor peserta event tersebut. Selain membentangkan spanduk ajakan untuk berkendara yang aman dan selamat, peserta kampanye juga membagikan stiker dan pamphlet kepada para pengguna jalan. “Tahun ini bisa saja kampanye seperti itu dilakukan, tergantung masukan dari para peserta dari komunitas, dalam rapat pertama hadir komunitas pengguna sepeda motor Yamaha, nanti akan ada rapat lanjutan,” ujar Martin lagi.
Sekolah Bisnis PPM termasuk yang getol mencuatkan komunitas sebagai basis konsumsi.
Sebagaimana dilansir Majalah Swa, 8 November 2007, komunitas konsumen terbentuk dari proses konsumsi konsumen yang disebut konsumunitas (consumunity). Dalam proses itu, terdapat empat pengaruh luar yang terlibat, yakni: produk, merek, konsumen, dan perusahaan atau disebut katalis komunitas. Adapun komunitas konsumen yang karakteristiknya ditentukan oleh tiga hal: w-ness, ritual, dan moral – sering disebut soliditas konsumen – kemudian berproses hingga dapat memberi kontribusi keuangan pada perusahaan.
Terdapat tiga blok besar dalam memahami setiap komunitas. Dari blok pertama, kita bisa melihat unsur apa yang berpengaruh paling signifikan dalam pembentukan sebuah komunitas: produk, merek, konsumen, ataukah perusahaan. Dari blok kedua, bisa terlihat unsur apa yang memengaruhi karakteristik komunitas: sisi kebersamaannya, sisi kebiasaannya, ataukah dari sisi kerja sama dan saling menghargai.
Dan dari blok ketiga, bisa menggambarkan kecenderungan komunitas konsumen berkontribusi pada perusahaan. Di sini ada tiga hal sebagai indikasinya. Pertama, setuju membeli produk apa pun yang berkaitan dengan komunitas (speed to buy). Kedua, setuju sebagai anggota komunitas akan segera membeli produk dari produsen, walaupun terjadi kenaikan harga (price increase insentivity). Ketiga, setuju memengaruhi orang lain agar ikut membeli produk yang mereka konsumsi (advocate).
Dari sana terlihat bahwa ada hubungan yang erat antara komunitas sepeda motor dengan produsen. Hubungan yang saling menguntungkan tentunya. (edo rusyanto)

2 komentar:

theodora mengatakan...

PPM berbeda dengan Prasetiya Mulya Business School. Thnks

Edo Rusyanto mengatakan...

trims koreksinya. ke depan menjadi perhatian. salam

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian