Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Senin, 03 Agustus 2009

Kampanye Safety Riding Masih Lemah?




KEGIGIHAN para penggiat menyerukan keselamatan berkendara yang aman dan selamat (safety riding) terus diuji. Segelintir orang mencibir bahwa upaya tersebut belum menghasilkan apa-apa?
Secara ekstrim, ukuran keberhasilan kampanye safety riding adalah menekan angka pertambahan kecelakaan di jalan yang melibatkan sepeda motor. Hal itu tidak ada yang menyangkal. Tapi apakah semuanya terbebani di pundak para penggiat safety riding?
Pemerintah menggaungkan kampanye bahwa masalah kecelakaan jalan adalah tanggung jawab bersama. Semua elemen bangsa ikut bertanggungjawab. Termasuk kalangan dunia usaha. Tak bisa membebani satu pihak atau hanya beberapa pihak.
Porsi pemerintah selaku pelayan masyarakat semestinya paling besar memikul tanggungjawab soal kecelakaan. Pemerintahlah penyedia infrastruktur, penegak hukum, dan pelayan kesehatan. Tentu saja, pemerintah bertanggungjawab menyebarluaskan kampanye safety riding. Gunakanlah media milik pemerintah secara maksimal dan anggarkan dana pemasukan dari pajak kendaraan untuk kampanye tersebut.
Tanpa keseriusan pemerintah, niscaya laju kampanye bak jalan di tempat.
Sebagian masyarakat memandang mengandalkan pemerintah semata akan sia-sia. Harus dibangkitkan kesadaran masyarakat. Harus diperkuat pemberdayaan masyarakat.
Salah satu kelompok masyarakat adalah komunitas atau kelompok pengguna sepeda motor (bikers). Ada ribuan kelompok sepeda motor di Tanah Air. Ada yang menaksir sedikitnya sekitar 6 ribu kelompok. Wajar saja, saat ini populasi sepeda motor di seluruh Indonesia mencapai 40 juta unit. Jika satu orang memiliki 2 unit, berarti ada 20 juta bikers. Luarr biasa.
Pemerintah mencatat bahwa jumlah korban kecelakaan yang melibatkan bikers mencapai sekitar 70% dari total korban kecelakaan yang pada tahun lalu saja mencapai 18 ribu orang. Bagaimana tahun ini? Departemen Perhubungan menaksir bakal terjadi lonjakan menjadi 19 ribu orang.
Lalu, apa artinya kampanye safety riding selama ini? Kampanye belum menjangkau seluruh pengguna jalan? Kampanye tak bisa mengubah perilaku pengguna jalan termasuk bikers?
Sebuah tantangan yang tidak ringan bagi para penggiat safety riding. Rasa lelah harus disingkirkan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli nasib bikers. (edo rusyanto)

2 komentar:

Ian Egx mengatakan...

Setuju sekali bahwa kampanye safety riding itu tidak hanya dibebankan kepada satu pihak melainkan oleh semua pihak dan wajib didukung sepenuhnya, kampanye safety riding layaknya mata rantai yang tak pernah putus dan berhenti untuk berputar begitu juga kita selaku salah satu pihak yang tergabung kedalam suatu komunitas motor untuk selalu bisa mencontohkan dan mensosialisasikan pentingnya keselamatan berkendara.

klo boleh menuangkan sedikit ide untuk kita selaku bikers yg tergabung kedalam komunitas agar lebih tepat sasaran untuk mensosialisasikan mengenai safety ride berupa kunjungan ke sekolah-sekolah / karang taruna melalui diskusi atau presentasi video. Karena pelanggaran seringkali terjadi pada mereka yang masih awam mengenai safety riding.

nice post anyway, regards.

ianmrc-061

Edo Rusyanto mengatakan...

persisnya, atpm juga mesti lebih getol dorong kampanye safety riding, he he he. trims bro atas atensinya.

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian