SOTR di Tebet (foto:ali yvaj)
RATUSAN bikers berbagai klub di Jakarta mengisi malam panjang sepekan jelang Idul Fitri dengan berkeliling kota yang kini kondang disebut sahur on the road (SOTR). Kegiatan tersebut mirip takbir keliling yang popular pada tahun 1990-an.
Bedanya, saat SOTR, bikers memberi sedekah berupa penganan untuk sahur bagi para tunawisma atau orang tidak mampu. Mulai dari yang ditemui di pinggir jalan hingga kepada mereka yang berada di panti asuhan. Tentu saja, bagi yang muslim, kegiatan SOTR ditutup dengan sholat Subuh berjamaah.
Namun, Sahur On The Road Collaboration (Sontroc) dan SOTR yang digagas Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar dan LSM Kolong Langit, serta Minerva Riders Community (MRC), berbeda dari biasanya. Selain kegiatan utama bersedekah dan ceramah. Kegiatan dari dua kelompok tersebut yang digelar Minggu (14/9) dinihari, justeru juga mengusung keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding).
“Kegiatan tersebut saya usulkan agar memberi nuansa lain dan mengingatkan para bikers yang mengikuti SOTR agar lebih santun dalam berkonvoy,” tutur Edo Rusyanto, sang nara sumber diskusi safety riding. Pria yang sehari-hari aktif di Road Safety Association (RSA) itu juga mengaku, kerap kali dijumpai konvoy saat SOTR mengabaikan unsur safety riding.
“Misalnya, melakukan penghambatan laju kendaraan lain alias blocking atau tidak mengenakan helm,” tutur Edo yang juga pendiri Center for Safety Riding Study (Ceras).
Bagaimana faktanya? Seperti kita saksikan, masih saja terjadi perilaku arogan yakni mem-block pengguna jalan, menerabas lampu merah, dan tidak memakai helm.
“Kalau blocking kan tujuannya agar konvoy tidak terputus,” ujar Bro Ophet dari Mumexs Motor Community (MMC). Komunitas tersebut bersama Gepeto Management menggelar SOTR keliling Jakarta dan diakhiri dengan sahur bersama di Panti Asuhan Bina Remaja, Tebet, Jakarta Selatan.
“Ini adalah kegiatan keempat kali,” tutur Gilang, sang ketua panitia.
Diskusi Safety Riding
MMC dan Gepeto Management melibatkan ratusan bikers dari berbagai klub dan komunitas sepeda motor seperti Yamaha Vixion Adventure Jakarta (YVAJ), Nusantara Lampung Motor Community (NLMC), K3mco, SC225, Black Knight Rider Community, dan sekitar 50 mobil dari kelompok roda empat.
”Diskusi safety riding memberi makna lain dan menambah pengetahuan kita soal berkendara,” ujar bro Aditya alias bro Beler.
Di hadapan ratusan bikers dan puluhan remaja panti asuhan Bina Remaja, Edo menayangkan sejumlah video tentang kecelakaan sepeda motor. Sesekali peserta diskusi yang duduk di aula panti asuhan, tertawa atau teriak saat menyaksikan adegan tabrakan pada tayangan tersebut. ”Terpenting adalah kita lebih waspada dalam berlalu lintas, jangan pernah lengah karena itu jaga kondisi fisik,” papar Edo lagi.
Ia juga menyisipkan aturan terkini dari UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) yang di antaranya memberi ancaman sanksi kurungan denda bagi pelanggar lalu lintas. Termasuk bagi pengguna jalan yang memicu terjadinya kecelakaan dan menimbulkan kerugian material maupun korban luka. ”Terlebih jika memicu kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, sanksinya denda Rp 12 juta atau kurungan enam tahun,” papar Edo.
SOTR di Tanah Abang (foto:ian)
Sementara itu, di kawasan Bongkaran Tanah Abang, tempat YISC Al Azhar dan LSM Kolong Langit, serta MRC menggelar sahur bersama, sebuah layar proyektor dibentangkan di depan panggung yang didirikan di atas jalan aspal perkampungan padat penduduk itu. Warga yang sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak duduk di tengah jalan menghadap panggung. ”Bagi kita saat ini tidak bisa lagi seenaknya naik motor tanpa helm, sekalipun jaraknya dekat,” ungkap bro Edo, yang saat tampil di Tanah Abang sudah menjelang waktu imsak.
Berbeda dengan di Tebet, peserta di Tanah Abang lebih asyik mahsyuk menyaksikan tayangan audio visual kartun yang dibawa Edo. Sesekali gelak tawa mencuat saat menyaksikan adegan kartun yang melanggar lalu lintas. ”Yang menyeberang sembarang berisiko menimbulkan kecelakaan,” ujar Edo memberi narasi tayangan kartun itu.
Jelang imsak, Edo menyudahi ’kampanye’ safety riding di kawasan Tanah Abang. ”Waktunya mepet banget, jadi sulit berinteraksi karena itu saya fokus pada sosialisasi pentingnya memakai helm dan jangan naik motor lebih dari dua orang,” ujar Edo. Sayup-sayup terdengar adzan subuh, sebelum akhirnya meninggalkan kawasan di Jakarta Pusat yang sebelumnya terkenal sebagai pusat prostitusi kelas rendah itu. (edo rusyanto)
4 komentar:
Thank you bro Edo udah ikutan ke acara MRC, walaupun dengan waktu sedikit yang penting sosialisasi memakai helm dan jangan naik motor lebih dari dua orang sangat terekam dengan baik, terutama oleh saya. thanks again :)
sama2 bro, justru ane terimakasih dah dikasih waktu, walau dibilang gambarnya serem2 he he he...
sory p ak edo giliran tayangin film2 kecelakaannya gw ngabur abis kaki gw jadi ngilu lg liatnya hehehe
btw thx bgt n salut d buat anak MRC makin kompak aja
siippp ndra. sukses yah...
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.