Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Minggu, 30 November 2008

Kanzen Setop Produksi


JAKARTA — Produsen motor nasional merek Kanzen, PT Semesta Citra Motorindo, menyetop aktivitas produksi per 1 November hingga pertengahan Desember tahun ini. Langkah ini terpaksa dilakukan Kanzen menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur Pemasaran PT Kanzen Motor Indonesia (KMI) selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) Kanzen Hermawan Lukiyanto menyatakan, rontoknya nilai tukar rupiah membuat ongkos produksi membengkak, sehingga harga jual harus dinaikkan. Ironisnya, KMI tidak dapat menaikkan harga jual karena khawatir harga motor akan sama dengan motor merek Jepang.
“Kalau motor Jepang masih dapat mensubdisi harga ke dealer, sedangkan kami tidak dapat melakukan itu karena masih merintis. Jadi daripada berat, kami memutuskan untuk menghentikan produksi untuk sementara,” paparnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pada perdagangan di pasar spot antarbank, Jumat (28/11), rupiah ditransaksikan di level 12.290 per dolar AS melemah dibanding hari sebelumnya di di level 11.975 per dolar AS. Nilai tukar rupiah telah anjlok sekitar 30-40% dari posisi normal di kisaran Rp 9.000-9.200 per dolar AS.
Harga motor Kanzen lebih murah 20-25% dari motor Jepang. Kanzen Taurus yang merupakan motor jenis bebek di jual di harga Rp 9,4 juta sedangkan Honda Revo Rp 12,05 juta.
Dia menuturkan, sekitar 400 karyawan yang bekerja di pabrik Kanzen di kawasan Karawang berkapasitas 120 ribu unit per tahun dirumahkan untuk sementara waktu. Dia memastikan karyawan akan tetap mendapat pembayaran gaji secara penuh.
Kanzen, jelas Hermawan, akan kembali memproduksi motor pada pertengahan Desember untuk menjaga stok di pasar. Angka produksinya jeblok 43% menjadi sekitar 1.000-2.000 unit per bulan dibanding bulan-bulan biasa di kisaran 3.500 unit.
“Kami tetap membangun pasar yang telah kami rintis sejak delapan tahun terakhir. Kami tidak ingin calon konsumen pindah ke motor lain meski kami harus menjual rugi,” paparnya.
Selain dipicu pelemahan rupiah, penghentian produksi juga disebabkan banyaknya motor yang ditarik dealer menyusul ambrolnya harga komoditas primer seperti kelapa sawit dan karet. Ini membuat petani sulit membayar cicilan. Saat ini, sekitar 90% penjualan Kanzen berada di luar Jawa dan sekitar 90% dari jumlah itu dibeli oleh petani karet dan sawit.
Krisis harga komoditas diperburuk oleh seretnya likuiditas di perusahaan pembiayaan (leasing) akibat guncangan perekonomian dunia. Saat likuiditas perbankan mengetat, perusahaan leasing kesulitan memperoleh dana untuk pembiayaan motor.
Dia melanjutkan, KMI akhirnya membuka akses yang seluas-luasnya bagi perusahaan leasing di luar Semesta Citra Dana (SCD) seperti Adira Finance untuk membiayai pembelian motor Kanzen. Tadinya, sekitar 90% motor Kanzen dibiayai oleh SCD.
KMI merevisi target penjualan tahun ini dari 39 ribu menjadi hanya 35 ribu unit, naik 25% dibanding tahun lalu sebesar 29.137 unit. Per September tahun ini, penjualan tercatat mencapai 28.787 unit, melejit 35% dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 21.272 unit. “Saya kira tahun depan penjualan akan turun sekitar20-30% karena ada krisis global,” paparnya.

Pangkas produksi
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata menjelaskan, produsen motor nasional akan memangkas produksi dalam dua bulan terakhir tahun ini menyusul mulai melemahnya permintaan. Menurut dia, produksi motor tahun ini 30% di atas proyeksi pabrikan motor yakni sebesar 15%.
Per Oktober 2008, pasar motor melonjak 40% menjadi 5.319.877 unit menjadi 5.319.877 unit dibanding periode sama tahun lalu sebesar 3.787.985. Tahun ini pasar motor diperkirakan akan menyentuh 6 juta unit, naik 27% dibanding 2007 sebanyak 4,7 juta unit. “Produsen akan menurunkan produksi sampai 30% guna menghindari penumpukan stok,” jelasnya.
Di sisi lain, pemimpin pasar di bisnis motor nasional, PT Astra Honda Motor (AHM), belum menurunkan produksi pada bulan ini. “Sejauh ini kami masih melihat perkembangan dan mempertimbangkan rencana produksi bulan depan. Pada Oktober produksi kami sekitar 230 ribu unit,” ujar General Manager Marketing Motorcycle Division AHM Sigit Kumala. (acoy)

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian