Waktu : Pkl 22.10-23.45 Wib
Peserta; IBC, Depresi RSA, Hornet, HSJ, S2W, Milys, Spinner, Pulsarian, dan YJOC.
Notulen: Edo
=====================================================
Kopdar dibuka oleh bro Sontul selaku tuan rumah. Ia juga menjelaskan soal tradisi RSA yang menggelar kopdar keliling ke anggota-anggota RSA yang kini mencapai sekitar 70 klub. Selanjutnya Sontul yang belakangan pamit duluan karena ada keperluan, mempersilakan Edo IBC untuk memaparkan rencana program safety riding goes to school (SRGTS).
Bro Edo memaparkan rencana SRGTS pada Selasa (9/12) di SMK 10, Jaktim dan Selasa (16/12) di SMK 28 Jaksel. Kegiatan tersebut adalah rangkaian dari kegiatan hari jadi IBC yang kedua pada 2008. Dalam dua kegiatan SRGTS, IBC menyampaikan peran komunitas dan klub dalam sosialisasi safety riding (SR) berdasarkan pengalaman IBC. Sementara itu, tim RSA menyampaikan materi Tips Aman Berkendara dan Tata Tertib Lalulintas. Selain materi kelas, kata bro Edo, kepada para siswa/siswi juga diberikan contoh peragaan berkendara yang aman dan selamat.
Terkait kegiatan tersebut, Bro Rieza, mengimbau anggota RSA yang bisa hadir agar muncul di dua kegiatan tersebut. Ia juga mengingatkan bahwa pelaksanaan kegiatan yang berbarengan dengan hari kerja agak menyulitkan bagi yang harus masuk kantor.
Sementara itu, materi SRGTS yang bakal disampaikan tim RSA, menurut Bro Syamsul, bakal menyentuh aspek-aspek berkendara yang aman dan nyaman. Syamsul juga bakal membantu dengan menyiapkan materinya.
Kopdar kali ini juga digiring menjadi diskusi interaktif. Bro Syamsul membukanya dengan menjelaskan fungsi helm yang mampu melindungi kepala akibat benturan. Bagi pengendara sepeda motor, guna melindungi diri dari risiko kecelakaan harus memiliki tiga aspek yakni skill, kemudian perlengkapan yang mencakup jaket, helm, sarung tangan, dan sepatu. Ketiga, doa. Pria yang juga pendiri HTML itu menggaris bawahi mengenai perilaku bikers dalam memacu kendaraannya agar tidak terlalu tinggi. Tentu saja hal ini terkait dengan meminimalisir risiko dari kecelakaan.
Peran komunitas
Peran komunitas dalam menyebarluaskan SR amat penting. Bro Benny dari Pulsarian memaparkan pola yang dianut komunitasnya. Menurut dia, Pulsarian menggugah anggotanya untuk menghargai diri sendiri. Jika ada yang pakai sendal jepit saat berkendara atau datang ke tempat kopdar, anggota tadi akan tegur. Saat ditanya kenapa memakai sendal jepit, jawabannya karena jarak tempuh dekat sehingga ribet kalo pakai sepatu. Pola menegur ternyata mampu menimbulkan kesadaran dari dalam diri anggota Pulsarian.
Menurut Bro Ipang YJOC, penerapan SR saat kopdar sebuah komunitas/klub cenderung efektif. Namun, bagaimana implementasinya saat di jalan raya masih harus terus dibangun kesadaran bahwa SR amat penting. Karena itu, sosialisasi tidak hanya via milist dan kopdar semata.
Membangun kesadaran ternyata harus diimbangi dengan sanksi. Bro Kiki HSJ menyebutkan pola di kelompoknya. Di HSJ, selain ditegur, pelanggar SR yakni seperti tidak memakai helm bakal dikenai sanksi sanksi push up. Teguran dilontarkan saat kopdar. Di jalan, jika ditemui perilaku ugal-ugalan, juga bakal tegur.
Bro Syamsul mengingatkan, budaya masyarakat kita membutuhkan lebih dari sekadar imbauan. Butuh sanksi dan penghargaan serta aturan/mekanisme yang tegas. Ia mencontohkan apa yang diterapkan HTML. Komunitas ini menerapkan pendekatan sakan dimasukkan dalam milist sehingga yang bersangkuta malu dan selanjutnya menimbulkan kepedulian (aware). Selain itu, butuh ada keteladanan dari pengurus klub/komunitas. HTML menerapkan reward yakni berupa stiker khusus yang menyebutkan sebagai pionir SR dan menraktir makan bersama. Syamsul mengingatkan dalam mensosialisasikan SR, komunitas adalah ujung tombak dan RSA harus diberdayakan.
Komunitas/klub harus jadi pionir. Bro Rio IBC mengingatkan soal beragamnya pemahaman masyarakat soal SR. Bahkan, tiap klub ada kendala, ada resistensi. Komunitas dan RSA mendapat tantangan untuk bagaimana mengingatkan masyarakat yang ugal-ugalan di jalan. Bro Syamsul mengakui bahwa RSA masih sangat terbatas. Sebuah klub/komunitas, harus solid dahulu di internal mengenai pemahaman dan implementasi SR. Barulah masuk ke masyarakat luas. Misal, IBC yang bakal gelar SRGTS, harus solid dahulu di internalnya. Demikian juga dengan KCDJ yang mau bikin sosialisasi ke RT/RW.
Group Riding
Bro Sontry IBC/Milys mempertanyakan bagaimana dengan perilaku komunitas yang suka ngeblok jalan saat konvoy serta upaya sweeper menyalip guna merapihkan barisan konvoy (group riding). Bro Syamsul mengingatkan agar dalam group riding dibuat kesepakatan yakni pertama, bagi barisan yang tertinggal bakal ditunggu. Kedua, barisan yang bergerak lebih cepat karena lolos dari kemacetan atau lampu merah, harus memperlambat laju motor. Kepanikan dari barisan yang tertinggal bakal menimbulkan risiko kecelakaan jika memacu kendaraan tanpa kendali guna mengejar barisan terdepan.
Dalam berkonvoy bagi yang boncengan dan tidak tahu jalan hendaknya ditempatkan di kelompok depan. Penting juga disosialisasikan kepada anggota konvoy mengenai rute yang akan dilalui, termasuk titik berhenti. Bro Edo mengingatkan pentingnya alat komunikasi/radio saat berkonvoy. Sedangkan Bro Ipang mengingatkan pentingnya peranan service officer, road captain, dan sweeper. Sweeper harus tegas dan tahu jalan. Walau, kata bro Syamsul, di HTML saat ini diterapkan konsep setiap peserta konvoy bertugas menertibkan dirinya sendiri.
Paradigma berkonvoy harus diubah bahwa selama ini rombongan konvoy selalu meminta perhatian pengguna jalan lain, kini kelompok konvoy harus peduli kepada masayrakat pengguna jalan lainnya.
Kecelakaan
Di sisi lain, diskusi kali ini juga menyoroti soal tingginya angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. Bro Hery IBC mengimbau agar RSA menggandeng kepolisian untuk menegakkan aturan lalin untuk mengurangi kecelakaan lalin. Menurut Bro Syamsul yang juga pendiri RSA, saat ini RSA belum secara resmi menggandeng Polri untuk penegakan SR. Terlebih, kini Polisi fokus pada menciptakan kelancaran lalin, sedangkan penegakan hukum menjadi nomor dua. Hal itu terlihat saat pagi hari dimana ada yang tidak pakai helm, namun tidak ditilang, polisi memprioritaskan kelancaran. Kecelakaan dan kemacetan akibat suatu sistem. Bukan suatu masalah tapi akibat persoalan yg lebih luas yakni sistem kemasyarakatan seperti masalah ekonomi. Misal, sistem penggajian bagi sopir angkutan umum. Jika di gaji, cenderung perilakunya lebih tertib. Di sisi lain produksi sepeda motor terus melesat karena sistem pembiayaan yang mudah dan murah. Butuh sistem transportasi massal yang aman dan nyaman. Ada sistem ekonomi terkait industri yang sulit diurai karena ada masalah politik. Bukan semata sistem.
Terkait kecelakaan, penerapan lajur motor yang bakal digabung dengan angkutan umum, bro Rio mempertanyakan konsep SR seperti apa yang pas digunakan. Lajur kiri untuk motor memang baik. Bahkan, workshop yang digelar Dephub beberapa waktu lalu yang diikuti Bro Edo dan Bro Ecko, terkesan melegitimasi lajur kiri untuk motor.
Bro Syamsul menawarkan pola kuota produksi guna menekan populasi motor. Walau, menurut dia, hal itu amat sulit karena terkait banyak kepentingan.
Di sisi lain, ujar Bro Rio, guna menekan jumlah kecelakaan, konsep SR harus juga disosialisasikan kepada pengguna jalan lain, terlebih pengemudi angkutan umum.
Diskusi yang cukup mendapat respons bagus dari peserta kopdar juga diselingi dengan pemutaran video kecelakaan lalulintas. Video yang dibawa Bro Edo diputar di laptop mencairkan suasana sekaligus mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam berkendara.
Bro Sontry mengajukan agar kopdar selanjutnya digelar di komunitas Milys Scorpio.
Sebagai pamungkas, bro Heru ’Kopral’ Hornet, selaku tuan rumah kopdar kali ini mengucapkan terimakasih sekaligus permohonan maaf kalau jamuannya kurang dan anggota Hornet yang hadir tidak terlalu banyak. Menurut dia, Hornet senantiasa menyebarkan SR, tapi tidak memberi sanksi kepada anggota yang mengabaikan SR melainkan dengan saling mengingatkan*
Catatan:
Notulensi ini diharapkan disebarluaskan di milist anggota RSA.
Kopdar selanjutnya di Milys Scorpio.
Untuk riset kecil-kecilan mengenai ketepatan speedometer juga hendaknya disharing di milist.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.