Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Sabtu, 06 Juni 2009

Lintasi Suramadu, Bikers Disarankan Lari 40 Kpj

foto:www.pu.go.id
PERNAHKAH Anda membayangkan berkendara sepeda motor di atas jembatan Tol Suramadu? Berapa kecepatan ideal saat melintas di jembatan terpanjang di Indonesia itu? Berapa besar kecepatan angin yang bisa membahayakan pengendara sepeda motor (bikers)?
Bikers yang hendak melintas di jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura itu, harus super hati-hati. Alih-alih, bukannya mendapat kenyamanan melintas di jembatan sepanjang 5,48 kilometer (km), justeru cedera akibat celaka.
“Kecepatan ideal adalah 40 kilometer per jam, hal itu untuk mengantisipasi kecepatan angin,” jelas Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak di Surabaya, Sabtu (6/6).
Menurut Dirjen, dengan kecepatan tersebut, pengendara akan lebih santai dan terasa nyaman saat mengemudikan motornya. Selain itu, mereka dengan mudah bisa mengendalikan kecepatannya saat angin di laut dalam kecepatan tinggi. "Melalui lebar jalur sepeda motor yang mencapai tiga meter, kendaraan yang melintasi jalur tersebut masih bisa saling mendahului. Namun demikian, bukan berarti mereka bisa saling kebut-kebutan. Karena jalur tersebut berbeda dengan jalur jalan di darat dan kecepatan angin laut di jembatan tersebut juga harus diperhatikan," ujarnya, seperti dilansir Antara. Ia menjelaskan, kondisi badan jalan pada jalur motor di sisi Surabaya dan Madura berbeda dengan kondisi di bentang tengah. Di sisi Surabaya dan Madura, badan jalan terbuat dari struktur beton. Karena terbuat dari beton, unsur kerataan jalan tidak semulus dengan yang terbuat dari aspal. "Badan jalan yang terbuat dari beton lebih memiliki kecenderungan jalannya bergelombang, sedangkan di bentang tengah sepanjang 818 meter, lajur sepeda motor terbuat dari aspal," katanya. Adanya perbedaan bahan tersebut, kata dia, karena menyesuaikan dengan kondisi konstruksi jembatan. Di causeway sisi Surabaya dan Madura konstruksinya berasal dari pilar-pilar dengan struktur beton. Sementara itu, di bentang tengah tepatnya di Main Span struktur konstruksinya terbuat dari baja, sehingga lebih tepat menggunakan aspal pada badan jalan jalur motor. "Ketika melintas di jalur motor di bentang tengah, kecenderungan pengendara untuk menambah kecepatannya kemungkinan besar terjadi. Apalagi, jalannya lebih halus dan di lokasi tersebut mereka akan merasa seperti benar-benar di tengah laut, terutama dengan melihat indahnya pilar utama Jembatan Suramadu yang kokoh," katanya. Mengantisipasi hal itu, menurut dia, pelaksana proyek dan petugas yang nantinya sebagai operator jembatan, akan terus melakukan sosialisasi pada pengendara.

Kecepatan Angin Bahaya
Sesuai data uji coba yang dilakukan oleh konsultan pada 3 April 2009, kecepatan angin pada pagi hari dari antara pukul 07.00-09.00 WIB kecepatan angin berkisar 3,4 hingga 4,1 meter/detik dalam kondisi cuaca cerah. "Siang hari saat cuaca gerimis, sekitar pukul 13.00-14.00 WIB kecepatan angin berkisar 5,5-8,7 meter/detik. Sore hari antara pukul 17.00-18.00 WIB kecepatan angin berkisar 2,4-4,2 meter/detik dalam kondisi cuaca berawan, sedangkan pada malam hari antara pukul 20.00-21.00 WIB kecepatan angin berkisar 5,2-6 meter/detik dalam kondisi cuaca cerah," katanya. Ia menyarankan kepada pengendara agar waspada ketika kecepatan angin mencapai 11 meter/detik. Ini karena kecepatan angin itu sudah berbahaya, sehingga mereka bisa menunda perjalanannya saat akan melintas di sana. "Saat kecepatan angin mencapai nilai 11 meter/detik, jalur sepeda motor akan ditutup secara otomatis dan tidak boleh dilintasi," jelas dia. (edo)

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian