Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Selasa, 30 Juni 2009

Selamat Hari Jadi ke 63 Pak Polisi

foto: istimewa

SEGUDANG pekerjaan rumah (PR) masih menumpuk memasuki usia ke 63 tahun Kepolisian RI, Rabu, 1 Juli 2009. Mulai dari mengungkap kasus kriminalitas hingga menata dan menegakkan aturan lalu lintas jalan.

Motto melayani, mengayomi, dan melindungi bak senjata makan tuan. Maklum, dengan jumlah personil hanya sekitar 377 ribu orang, polisi kita keteteran melaksanakan motto tersebut. Penduduk Indonesia yang harus dilayani kini mencapai 235 juta jiwa, artinya, satu polisi melayani 623 orang. Padahal, idealnya satu polisi melayani 250 orang.

Beratnya beban polisi memang cukup tinggi. Seperti dilansir www.komisikepolisianindonesia.com, setiap harinya mereka harus menyelesaikan kasus kriminal paling sedikit sekitar 14.000 kasus.Sedangkan anggaran penyelidikan dan penyidikan tindak pidana sangat terbatas yaitu Rp 552 miliar untuk 2009.
Namun untuk program pemeliharaan Kamtibmas hingga masyarakat menjadi aman Polri memperoleh anggaran Rp 5 triliun. Anggaran ini untuk menggelar operasi kriminal dan menciptakan kondisi aman hingga mampu mengeleminasi tindak kejahatan.
Polri yang pada 2009 memperoleh dukungan anggaran Rp 24.816.713.972, selain untuk pembangunan materil dan fasilitas Polri, dana tersebut untuk pelayanan publik dan birokrasi, serta pelayanan keamanan.

Bagaimana lini lalu lintas? Dengan asumsi sekitar 60% adalah polisi lalu lintas (Polantas), maka satu polisi melayani sekitar 1.039 orang. Jauh dari ideal.

Lalu, bagaimana sibuknya polantas di Jakarta? Jumlah polantas di Jakarta sekitar 4.408 orang. Dengan populasi kendaraan yang mencapai 9,9 juta unit, satu polisi menangani 2.245 kendaraan. Betapa mumetnya seorang polantas.

Taruhlah kendaraan yang lalu lalang di jalan-jalan Jakarta separuh dari populasi yakni sekitar 4,5 juta unit, setiap polantas mengawasi sekitar 1.122 kendaraan.

Kecelakaan

Tingginya angka kecelakaan lalin membuat kita semua bergidik. Pada 2007, setiap hari korban tewas mencapai 32 orang. Sementara itu, korban tewas di Jakarta, setiap hari mencapai 3 orang.

Angka statistik menjadi tak bercerita manakala sekadar penghias laporan rutin. Angka-angka itu menjadi bermakna ketika menyadari bahwa pembunuh sadis ada di depan mata kita. Namanya, jalan raya.

Melihat keberadaan polantas yang terbatas di Jakarta sudah selayaknya kita sebagai pengguna jalan memberdayakan diri sendiri. Mari kita sandarkan nasib kita kepada kemampuan berkendara yang memadai dan saling menghargai pengguna jalan. Sudah pasti kita juga menyerahkan segala hal kepada Maha Pencipta.

Perilaku berkendara yang santun dan mentaati aturan lalin menjadi mutlak. Hanya itu yang kita bisa lakukan di tengah segala keterbatasan aparat keamanan kita. Bagi bikers yang terhimpun dalam kelompok sepeda motor, tak perlu menunggu esok hari. Mulai hari ini, menjadi panutan pengguna jalan lain. Bersahabat, santun di jalan. (edo rusyanto)

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian