KAWASAN Senayan, Jakarta Pusat cukup terkenal sebagai area kopi darat (kopdar) para bikers. Di sudut Jl Asia Afrika, sekitar 100 meter dari Hotel Mulia, persisnya di bawah Patung Panahan, setiap malam Sabtu dan malam Minggu, ratusan bikers dengan beragam jenis sepeda motor tumpah ruah di sana. Tentu saja berbaur dengan pedagang makanan dan pedagang rokok asongan.
Para bikers yang sepanjang siang sibuk dengan aktifitas kerja atau kuliah melepas rasa kangen atau bertatap muka sambil membahas beragam topik. Salah satunya soal berkendara yang aman dan selamat (safety riding). Umumnya mereka telah berinteraksi via internet, sebelum kopdar.
Salah satu komunitas yang bertengger di kawasan Jl Asia Afrika adalah Karisma Honda Cyber Community (KHCC). Komunitas yang berdiri pada 30 Juli 2003 itu, kini memiliki 2.000-an anggota mailing list (milist). Para pengguna sepeda motor Honda Karisma itu, kopdar satu bulan sekali pada Jumat malam di awal bulan.
Jumat (7/8), sekitar pukul 20.00 WIB bro Dhanes, salah seorang pengurus KHCC membuka kopdar. ”Mari kita bersama-sama memanjatkan doa untuk kesembuhan orang tua bro Peter, ketum kita, yang hari ini dirawat di rumah sakit,” ujar Dhanes. Dua puluhan anggota KHCC yang hadir secara khusyu berdoa. Malam itu, bro Peter tak bisa hadir kopdar karena harus berjaga di rumah sakit.
”Selain syukuran hari jadi yang jatuh 30 Juli, kita juga akan bahas hal lain pada kopdar kali ini,” papar bro Dhanes lagi. Ia mempersilakan bro Edo Rusyanto untuk memimpin bincang-bincang safety riding.
Pria yang sehari-hari juga aktif di Road Safety Association (RSA) itu membagikan hard copy kepada peserta kopdar. ”Tapi jumlahnya terbatas, hanya 10 kopi, jadi satu paper dibaca berdua,” seloroh Edo.
Ubah Perilaku
Edo mengajak anggota KHCC introspeksi soal perilaku berkendara bikers. ”Data Polda Metro Jaya menyebutkan, 642 orang tewas akibat kecelakaan di jalan sepanjang Januari-juli 2009,” papar dia. Artinya, lanjut Edo, tiga orang tewas setiap hari akibat kecelakaan. Ironis.
Perbincangan mengalir soal penyebab kecelakaan yang menimpa bikers di Jakarta. ”Dari kajian RSA, mayoritas penyebab kecelakaan bikers yakni 41,22% akibat ditabrak mobil,” sergah Edo yang juga ketua Independent Bikers Club (IBC).
Ia menilai, persoalan perilaku berkendara menjadi pokok persoalan kecelakaan di jalan. ”Perilaku yang ugal-ugalan dari pengguna jalan memicu kecelakaan, selain populasi kendaraan yang cukup tinggi,” urai Edo.
Karena itu, kemampuan menjaga konsentrasi, menganalisis medan jalan, serta pengambilan keputusan yang tepat untuk bermanuver saat berkendara menjadi kunci dalam berlalu lintas. Terlebih, lanjutnya, saat ini UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, telah menyiapkan sanksi denda dan kurungan badan bagi bikers yang ugal-ugalan. ”Denda paling ringan adalah Rp 250 ribu dan kurungan satu bulan, namun denda tertinggi Rp 12 juta dan kurungan 6 tahun,” tukas Edo.
Pentingnya para bikers melatih group riding yang aman juga menjadi topik bahasan. ” Group riding harus memperhatikan keselamatan anggota kelompok saat berkendara dan pentingnya berdisiplin saat berkendara,” tutur bro Bodats.
Hampir semua peserta kopdar sepakat pentingnya mengubah perilaku menjadi lebih santun dan bersahabat yang taat pada aturan lalin. ”Untuk itu, kita mulai dari diri kita sendiri,” ajak bro Dhanes.
Bagi bro Andry, anggota KHCC yang juga aktif di JDDC, penting bagi para bikers untuk menerapkan konsep search, evaluate, and execute (SEE). ” Mengendarai motor butuh konsentrasi. SEE menjadi penting dan jangan malu disebut bikers yang gak berani, terpenting adalah selamat sampai tujuan,” papar Andry.
Meski ngobrol santai soal safety riding diwarnai hingar bingar musik dari ajang pameran industri kreatif di sebelah Patung Panahan, para anggota KHCC cukup antusias. ” Trim's atas sharing-nya. Sangat bermanfaat untuk kami yang masih hijau,” tutur bro Danz Karimut Juanz, usai kopdar yang sontak ditimpali Andik Wirawan. ”Bener banget. Apalagi dapet info UU 22 tahun 2009,” tuturnya.
Usai bincang-bincang, Bro Dhanes pun melanjutkan dengan syukuran hari jadi KHCC ke-6. ”Kita berdoa dan memotong kue sebagai rasa syukur atas persahabatan dan kelanggengan KHCC,” tutur dia.
Jarum jam merangkak ke 21.15 WIB saat satu persatu anggota KHCC beranjak meninggalkan lokasi kopdar. Jalan Jakarta masih ramai dipadati kendaraan warga yang menikmati malam panjang di akhir pekan. (edo rusyanto)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.