Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Minggu, 06 September 2009

Catatan Kecelakaan Bro Angga


foto:edo

PEKAN lalu, bro Angga, salah satu pengendara sepeda motor (bikers) di Jakarta, tertimpa musibah kecelakaan.
Peristiwa tersebut dipicu ketika bro Angga berupaya menghindar angkutan kota (angkot) yang berputar tiba-tiba. “Jaraknya hanya 2-3 meter. Saya rem tangan dan kaki serta ditambah nurunin gigi motor,” ujar bro Angga dalam surat elektroniknya kepada saya, Minggu (6/9).
Selanjutnya, jelas Angga, dirinya terpeleset dan motor terjatuh ke kiri jalan. Ia terseret beberapa meter dan terbentur pembatas kali alias trotoar. Buntut dari insiden itu, ia harus meringkuk beberapa hari di bangsal rumah sakit. Termasuk harus memeriksa kondisi “Sekarang rawat jalan,” kata dia lagi.
Ia tak habis-habisnya menyayangkan perilaku sopir angkot yang berputar arah namun tidak melihat sekelilingnya. “Lokasi kejadian di sebuah pertigaan. Saat itu kecepatan saya sekitar 60 kilometer per jam,” tambah Angga yang sehari-hari mengendarai motor sport 150 cc.
Dalam bagian akhir surat elektroniknya, Angga menggaris bawahi pentingnya tengok kiri dan kanan alias waspada sebelum menyeberang jalan. “Intinya kecerobohan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Fatal akibatnya bro,” ujarnya yang hingga Minggu masih dalam proses pemulihan.
Angga bukan satu-satunya korban tabrakan atau senggolan akibat ugal-ugalannya angkutan umum. Minggu, saya juga mendapat kabar dari seorang teman. “Pak Edo, baru saja saya lihat bus Kopaja menyenggol bikers di Pondok Indah, bikers tersungkur kayaknya luka parah,” ujar rekan saya bro Gianto. Ia yang saat itu mengendarai mobil bersama keluarga masih melihat Kopaja melaju tanpa memberi pertolongan kepada korban.
Sepanjang Januari-Juli 2009, sebanyak 42% korban kecelakaan yang melibatkan bikers akibat ditabrak mobil, termasuk di dalamnya adalah mobil angkutan umum seperti angkot, minibus, dan bus Trans Jakarta. Musuh utama bikers di jalan raya bukan hanya infrastruktur jalan yang tidak memadai dan emosi diri sendiri, namun para pengendara mobil.

Dilihat dan Melihat
Karena itu, seorang rekan saya penggiat keamanan dan keselamatan berkendara motor (safety riding) selalu mengingatkan, pentingnya penerapan secara maksimal konsep dilihat dan melihat. Artinya, posisi bikers harus mudah dilihat oleh pengguna jalan lain, termasuk mobil. Salah satu agar mudah dilihat adalah menggunakan jaket yang berwarna cerah atau mudah berpendar saat kena cahaya, atau menyalakan lampu utama saat di siang hari.
Dan, kedua, bikers agar mudah melihat sekeliling saat berkendara sebelum akhirnya memutuskan untuk berbuat sesuatu, seperti berbelok atau mengerem. (edo rusyanto)

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian