Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Rabu, 28 Oktober 2009

Harga Motor Naik Rp 2 Juta


foto:edo


Harga motor berpotensi naik Rp 1,2-2 juta menyusul rencana kenaikan tarif bea balik nama (BBN) dari 10% menjadi 20%. Kenaikan harga yang radikal ini terjadi karena BBN merupakan komponen pajak terbesar setelah pajak kendaraan bermotr (PKB) yang hanya 1-2%.

Wakil Presiden Direktur PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), agen tunggal pemegang merek (ATPM) Yamaha, Dyonisius Bety, menjelaskan, kenaikan harga yang tajam membuat pasar sulit berkembang meski stabilitas makroekonomi ditaksir cukup terkendali pada tahun depan. Ini tercermin dari rendahnya inflasi, suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Berangkat dari sini, ia menduga pasar motor sulit membukukan lonjakan penjualan fantastis pada tahun depan. Bahkan pasar terancam mengalami stagnasi atau tumbuh maksimal 10% kalau pemerintah daerah serempak memberlakukan tarif BBN maksimum,

"Saya harap pemerintah memahami bahwa motor itu kendaraan masyarakat kelas bawah untuk menunjang akivitas ekonomi. Selama belum tersedianya sarana transportasi yang memadai, jangan dibebani pajak (BBN) maksimal," kata Dyon di Jakarta, Rabu (28/10).

Dalam Undang-Undang (UU) Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) pemerintah dan DPR sepakat memberlakukan tarif PKB progresif. Untuk kendaraan pertama, dikenakan tarif 1-2%, sedangkan untuk kendaraan kedua dikenakan tarif progresif dengan rentang 2-10% tergantung dari kebijakan pemda selaku ekskutor.

Tarif PKB progresif dibarengi dengan kenaikan tarif BBN maksimal dari 10% menjadi 20%. Pemerintah akan menyusun peraturan pemerintah (PP) untuk menerapkan UU ini. UU PDRD kemungkinan diterapkan pada 2011 menunggu petunjuk teknis dari pemerintah.

Kalangan pebisnis otomotif baik itu mobil maupun motor sudah mewanti-wanti kebijakan ini akan menggerus pasar otomotif nasional. Direktur PT Astra International Tbk, perusahaan otomotif terbesar di Tanah Air, Prijono Sugiarto memperkirakan, pasar motor berpeluang anjlok 20% jika seluruh kenaikan pajak direalisasikan tahun depan.

Untuk itu ia meminta pemerintah menunda kenaikan pajak pada 2010. Ia menyarankan pemda aktif berkonsultasi dengan Departemen Perindustrian (Depperin) dalam menerapkan pajak progresif.

"Depperin sangat mengetahui seperti apa perkembangan industri ini," tegas Prijono.

Pebisnis motor percaya pasar akan tumbuh positif pada tahun depan dengan syarat tidak ada kenaikan pajak yang tajam. Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata menaksir penjualan sepeda motor dapat meningkat 10% dari proyeksi tahun ini sebesar 5,6 juta unit.

"Dukungan sektor finansial terus diharapkan oleh produsen selain kondisi ekonomi nasional yang baik," katanya.

Senada dengan Gunadi, Julius Aslan, direktur pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM), Julius Aslan memprediksi pasar dapat tumbuh 10% dipacu stabilitas makroeknomi. (coy)

sumber; investor daily

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian