Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Jumat, 23 Oktober 2009

Kecelakaan di Jalur Busway Meningkat


foto:edo

Oleh Bani Saksono

JAKARTA- Dalam catatan Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, angka kecelakaan di jalur busway terus meningkat. Dibanding 2008, angka kecelakaan tahun ini hingga Oktober, naik 20-30%.

Sejak Januari sampai Oktober, sudah terjadi 181 kasus kecelakaan. Sebanyak 12 orang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. Kebanyakan yang meninggal adalah para penyeberang jalan. “Mereka lalai saat menyeberang di jalur busway,” kata Kepala BLU Transjakarta Daryati Asrining Rini, di Jakarta, Kamis (22/10).
Seharusnya, kata dia, kecelakaan itu tidka pelru terjadi jika para penyeberang menggunakan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang telah disediakan. “Sayangnya, JPO ini jarang dimanfaatkan warga,” ujarnya.
Sedangkan, menurut Rini, kebanyakan kecelakaan di jalur busway akibat banyaknya kendaraan pribadi yang menyerobot masuk jalur terlarang tersebut, baik kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, maupun angkutan umum. “Kecelakaan di jalur busway masih terus terjadi. Salah satu pemicu tingginya kecelakaan karena masih ada yang nekat menerobos jalur busway. Padahal, kendaraan pribadi dan umum diharamkan melintas di jalur bus bebas hambatan tersebut,” kata dia.
Selain meninggal dunia, kecelakaan tahun ini juga menyebabkan 41 orang menderita luka-luka, dan 167 kasus lainnya mengalami kerugian materi. Kasus terakhir, terjadi di koridor III (Kalideres – Harmoni), tepatnya di fly over Pesing, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis. Seorang mengendara sepeda motor tewas terlindas bus Transjakarta.
Koridor III, kata Rini, memang termasuk paling rawan kecelakaan, karena banyaknya perlintasan atau jalur memutar.
Asisten Manager Pusat Pengendali dan Koordinasi BLU Transjakarta Bano Yogaswara, menambahkan, di koridor III, sejak januari hingga Oktober, telah terjadi 39 kasus kecelakaan. Dalam peristiwa itu, tujuh orang meninggal, delapan luka-luka, dan 32 kasus menderita kerugian materi. Sedangkan, tahun lalu, di koridor III terjadi 35 kasus kecelakaan dan tiga orang meninggal, sembilan luka-luka. Sekitar 23 kasus mengalami kerugian materi.
Sementara itu, kecelakaan yang terjadi pada 2008 tercatat sebanyak 167 kasus. Drai kasus itu, 13 orang meninggal, 42 orang menderita luka-luka, baik luk aparah maupun luka ringan. Sebanyak 112 kasus di antaranya mengalami kerugian materi yang tak sedikit. “Lagi-lagi, paling banyak kasus terjadi dikoridor III,” tutur Bano lagi.

Libatkan Polda Metro
Untuk mengantisipasi bertambahnya angka kecelakaan, rencananya BLU Transjakara akan menumpulkan para juru mudi dari seluruh operator yang jumlah mencapai 922 orang. Mereka akan diberi pengarahan dari pejabat Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
"Ada 992 pramudi busway yang akan diberikan pengarahan nantinya. Ini harus dilakukan, sebab kelalaian pramudi juga ada, seperti tidak mengurangi kecepatan saat berada di jalur yang ada putaran dan sebagainya,” kata Rini.
Selain koridor III, kawasan rawan kecelakaan lainnya ad adi koridor I (Blok M-Kota) di sekitar Glodok, koridor II (Pulogadung – Harmoni) di ruas Galur, Senen, dan di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Kawasan rawan lainnya di sekitar Jalan Tambak dan Pasar Genjing di koridor IV (Pulogadung – Dukuh Atas). Untuk koridor V (Ancol – Kampung Melayu), titik rawan kecelakaan terdapat di Jembaterah dan Jalan Slamet Riyadi. Kecelakaan di koridor VI (Ragunan – Dukuh Atas) biasa terjadi di depan SMK 57, kawasan Kuningan, dan putaran Mampang. Sedangkan, tabrakan sering terjadi di Bidara Cina dan lampu merah BKN untuk koridor VII (Kampung Melayu – Kampung Rambutan). Khusus di koridor VIII (Lebak Bulus – Kalideres), kecelakaan sering terjadi di Jalan Panjang, depan markas Kodim, dan Simprug.
Peneliti Center for Safety Riding Study (Ceras) Uday Rayana berharap, dukungan polisi untuk mensterilkan jalur busway. Biasanya, penyerobos itu tak peduli dengan petugas dari Transjakarta maupun Satpol PP, penyerobos lebih takut dengan polisi. Jadi, polisi harus tegas mengamankan jalur bebas hambatan itu, tindak tegas bagi yang melanggar, tanpa kompromi,” kata Rayana lagi. (har)


sumber: investor daily

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian