Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Selasa, 05 Januari 2010

Minerva Kejar Penjualan 66 Ribu Unit Motor


foto:edo


PT Minerva Motor Indonesia (Minerva), menargetkan penjualan 2010 sebanyak 66 ribu unit atau naik sekitar 32,5% dibandingkan 2009.

“Target kami pada 2010 sebanyak 66 ribu unit, sedangkan pada 2009 sebanyak 49.800 unit atau naik 48% dibandingkan 2008,” tutur Kristianto Gunadi, presdir PT Minerva Motor Indonesia, saat dihubungi di Bangkok, Senin (4/1).

Menurut dia, target penjualan tersebut disesuaikan dengan adanya penjualan sport 150 cc dan penjualan model Minerva Sachs - Megelli 250 cc. “Untuk Jabodetabek, market share sepeda motor sport Minerva sudah mencapai 7,6 %,” tutur Kristianto.

Minerva yang dikenal sebagai salah satu pemain sepeda motor Tiongkok, meski belakangan mayoritas produk mereka didatangkan dari Thailand dan Taiwan. Di luar anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi), Minerva merupakan salah satu produsen yang bertumbuh cukup signifikan.

Sementara itu, terkait rencana Kementerian Perindustrian (Kemenprin) membebaskan bea masuk (BM) sepeda motor asal Tiongkok pada 2012, Kristianto mengaku pengaruhnya tidak signifikan terhadap Minerva. “Hal itu karena main parts Minerva masih dari Thailand danTaiwan , import duty dari Thailand sendiri sudah 0-5%,” tukasnya.

Ia menambahkan, pengaruh bagi pasar domestik, khususnya suku cadang otomotif, akan sangat signifikan, karena industri suku cadang otomotif di Indonesia masih terbatas dan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan agen tunggal pemegang merek (ATPM). “Sedangkan untuk pasar after market kurang kompetitif . Tapi hal ini akan positif, mendorong industri suku cadang lokal untuk bisa bersaing dan menjadi lebih kompetitif,” paparnya.

Sebelumnya, Kemenprin berniat mengusulkan sepeda motor Tiongkok bebas BM pada 2012. Saat ini BM motor dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) mencapai 35% sedangkan dalam bentuk terurai (completely knock down/CKD) 25% untuk negara most favored nations (MFN).

Penghapusan BM motor Tiongkok merupakan salah satu kompensasi yang ditawarkan pemerintah dalam perjanjian kerja sama perdagangan bebas Asean-Tiongkok (AC-FTA). 27 pos tarif sepeda motor yang tadinya dimasukkan dalam high sensitive list (HSL) atau 0-5% pada 2012 dimajukan ke dalam normal track 2 (NT 2) atau 0% 2012.

Sebanyak 27 pos tarif motor yang ditawarkan meliputi motor CBU dengan kapasitas silinder hingga 250 cc ke atas.

Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Budi Darmadi menilai, daya saing sepeda motor lokal siap berhadapan dengan produk Tiongkok. Sepeda motor produksi lokal, kata Budi, terbukti memiliki daya tahan yang baik didukung dengan luasnya jaringan.

"Ada sekitar 3.000 bengkel resmi ATPM (agen tunggal pemegang merek) yang melayani 3S (sales service spare part). Jadi kita berani untuk head to head dengan Tiongkok," ujarnya, baru-baru ini.

Ia tidak melihat adanya ancaman serbuan motor Tiongkok saat BM dihapuskan pada 2012. Budi menilai, produsen motor Tiongkok saat ini lebih fokus menggarap pasar lokal, ketimbang ekspor. (ed)

8 komentar:

MiChel mengatakan...

Kapok dah pake minerva!!! engga pernah ada tuh 3S!! payah bro, mau untungnya doang...semua digarap!

Anab Afififi mengatakan...

Pak Edo.

Ulasan menarik. Di sini membuktikan bahwa semua itu orang terjebak pada kemasan barang bernama merek.

Secara teknologi, semua nyaris tidak sama antar satu sama lain. Karena apa? Sistem kerja teknologi motor itu sama.

Seperti halnya teknologi komputer yang aneka ragam merek itu, jerohannya semua sama pake chip dan prosessor yang cara kerjanya sama, bahkan ada komponen utama bernama processor dari dari semua merek itu sama total. Yaitu INTEL.

Nah, meski saya sangat awam dunia otomotif, pasti komponen-komponen inti motor itu pasti ada yang sama.

Yang membedakan adalah "teknologi merek." Merk sebagai sebuah kekuatan dahsyat.

Ngomong-ngomok merek, itu masuk ranah dunia komunikasi, public relations ataupun marketing public relations. Bisa kita jadikan topik diskusi CERAS yang menarik dengan tajuk misalnya:"Pertarungan Merek-merek Industri Sepeda Motor Nasional". Saya bisa menyumbangkan pemikiran kecil dalam kapasitas sebagai yang sejak 15 tahun lalu sampai hari ini memang menggeluti bidang itu.

Sukses untuk Anda
Anab Afifi
http://anabafifi.com
http://anabafifi.wordpress.com

Anonim mengatakan...

@ Anab
Sorry boss, saya kurang setuju dengan pendapat anda.
Teknologi motor Eropa, Jepun, India nyaris jauh di atas teknologi motor-motor China.
Sudah pernah bongkar mesin Migelli 250 belum? Coba bandingin deh dengan Motor Aprilia 125 (Eropa), motor Yamaha V-Ixion atau CS-1 (jepun), Motor Bajaj Pulsar 200 dts-i (India).

Andreykeren04 mengatakan...

pernag bandingin CBR sama Minerva belom?
Secara kualitas bagai langit dab bimi. jauh banget Bro..

MoXo mengatakan...

@Anab
kalo bilang cara kerja memang semua motor sama, dari awalnya distarter, kalo digas, akselerasi, kalo direm, deselerasi. hanya perbedaannya banyak banget saat digas, akselerasi, direm, deselerasi itu. ada yang digas dikit udah bablas, ada yang digas banyak jalannya alon-alon waton kelakon, ada yang digas agak kenceng terus 3 tahun belum banyak ganti ini-itu, ada yang baru digas agak kenceng belum 1 tahun udah minta ganti ini-itu.. dll..
bahkan kalo sampai komputer pun, sekarang ga semua merk processornya sama total pake Intel, mulai banyak yang pake AMD.
jadi jangan asal disama-ratakan, kalo memang MoChin bagus, ya akui bagus, seperti desainnya Minerva 250 yang keren banyak yang ngaku itu memang keren! begitu..

Edo Rusyanto mengatakan...

kualitas mocin ada yg bagus, juga sebaliknya. problem utama, layanan purna jual, bengkel/servis, suku cadang, dan yang terpenting, pencitraan.
kembali soal kualitas, harus diakui, harus terus ditingkatkan. produsen sepeda motor asal jepun, eropa, dan AS, tentu belajar dari pengalaman mereka masing2. terus melakukan improvisasi dan inovasi. nah, buat para pembuat mocin, semestinya begitu juga.

salam

Ian Egx mengatakan...

tak perduli mau buatan cina kek..jepang kek..eropa kek..terpenting adalah layanan purna jual, bengkel/servis, suku cadang, dan pencitraan. Jadi kalo belum maksimal dalam hal tersebut baru bisa dibilang tidak sama/jelek. PEACE ya..hehehe...

Edo Rusyanto mengatakan...

setuju bro ian, maju terus Indonesia.

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan sahabat ke blog ini, Silahkan tinggalkan komentar,kritik dan saran dibawah ini. Untuk menghindari SPAM mohon isi kata verifikasi sebelumnya,trims.

Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian