Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Senin, 15 Desember 2008

Harga Premium Turun Jadi Rp 5.000


Jakarta-Rupanya nurani pemerintah terketuk. Rezim Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dari Rp 5.500 menjadi Rp 5.000. Sedangkan harga solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 4.800 per liter.
Kebijakan populis itu dikeluarkan tidak lama setelah sebelumnya pemerintah juga menurunkan harga premium, pada Senin (1/12), yakni dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500. ”Alhamdulilah harga premium turun, walau tercium aroma politis di belakangnya,” tutur Rudy, bikers dari komunitas MRC, dalam suatu milist, Senin (15/12).
Besaran harga premium, menurut pengamat perminyakan, Kurtubi, seperti dikutip Antara, bisa lebih diturunkan lagi menjadi Rp 4.500. "Kalau menggunakan acuan biaya pokok BBM, maka harga premium dan solar masih bisa turun ke level Rp4500 per liter," katanya di Jakarta, Senin. Menurut dia, biaya pokok BBM bisa ditekan karena adanya faktor kewajiban pasok ke dalam negeri (domestic market obligation/DMO) dan PT Pertamina yang berskala besar dan terintegrasi.
Kalangan DPR mendesak agar besaran ongkos angkutan umum turun menyusul penurunan harga premium tersebut. "Logikanya, ketika harga BBM dinaikkan, menjadi alasan untuk menaikkan tarif angkutan. Sekarang, dengan harga BBM diturunkan, seharusnya tarif angkutan juga ikut turun," kata Anggota Komisi VII DPR Muhammad Nadjib di Jakarta, Senin. Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Semarang, Ngargono mendesak hal serupa. "Penurunan harga premium dan solar saat ini cukup besar sehingga tarif angkutan umum yang ditetapkan pada 24 Mei lalu juga harus dihitung ulang," katanya di Semarang, Senin.
Sebagaimana dilansir Antara, ia menjelaskan, penghitungan tarif angkutan umum memang bukan hanya ditentukan oleh harga BBM, sebab masih ada 13 komponen lain, di antaranya harga suku cadang, oli, biaya perizinan, dan pengadaan angkutan. "Dengan asumsi harga 13 komponen lain tersebut relatif tetap, setidaknya dengan harga premium dan solar seperti sekarang ini, tarif angkutan umum bisa turun hingga 10% dari tarif lama," kata Ngargono. (edo)

Sabtu, 13 Desember 2008

IBC Gelar Safety Riding ke SMA 90

Jakarta - Tingginya angka kecelakaan sepeda motor yang menimpa usia muda di Indonesia mendorong Independent Bikers Club (IBC) menggelar penyuluhan berkendara yang aman dan selamat (safety riding) ke beberapa sekolah menengah atas (SMA).
"Kami menganggap pelajar SMA merupakan kelompok masyarakat yang bisa secara cepat memaparkan pemahaman safety riding ke sesama remaja," ujar Edo Rusyanto, Ketua Umum IBC, Sabtu (13/12), di sela Safety Riding Goes To School (SRGTS) IBC, di SMA 90 Jakarta Selatan.
Kepala SMA Negeri 90 Tri Sugiareno mengaku gembira atas kedatangan tim IBC. "Siswa SMA sering tidak memperhatikan keselamatan diri mereka sendiri ketika berkendara, ada yang tidak pakai helm bahkan ada yang tidak memiliki SIM," kata Tri, di hadapan sekitar 50 siswa/siswi SMA 90.
Penyuluhan di SMA tersebut merupakan yang kedua pada Desember ini. Menurut Edo, penyuluhan pertama digelar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 10, Jakarta Timur, Selasa (9/12).
Ia menjelaskan, dalam program SRGTS, pihaknya menggandeng Road Safety Association (RSA). "Materi yang kami berikan adalah peran klub/komunitas dalam menyebarkan safety riding," papar Edo.

Selain itu, tambahnya, tim dari RSA menyampaikan materi tips aman berkendara motor dan aturan seputar lalu lintas jalan.
Selain memberikan materi, kegiatan SRGTS juga dilengkapi dengan penayangan audiovisual berkendara yang aman dan selamat, serta video kecelakaan sepeda motor. “Selain itu, kami juga memberikan pre and post test mengenai pemahaman siswa/siswi mengenai safety riding,” tukas Edo.
Kegiatan SRGTS, ujar Rio Winto, wakil ketua IBC,merupakan rangkaian kegiatan hari jadi IBC kedua yang jatuh pada 30 Desember 2008. (edo)

Jumat, 12 Desember 2008

Konsumen Buru Motor Premium


RATUSAN pasang mata seakan tak berkedip. Decak kagum pun terlontar spontan ketika menyasikan sepeda motor futuristik bergaya sporty. Tak jarang, pengunjung yang melintas berpose di samping sang roda dua Kawasaki GTR 1.400 cc.
Bahkan, Menteri Perindustrian Fahmi Idris sempat berpose menaiki Skywave 400 cc besutan Suzuki.
Resesi ekonomi dunia yang belakangan ini menekan perekonomian nasional tidak mampu menghalangi hasrat pecinta motor untuk membeli motor-motor premium berpenampilan trendi. ”Saya datang ke pameran untuk melihat produk baru kalau cocok dan terjangkau maunya sih beli,” tutur Budianto, wiraswastawan yang ditemui di sela pameran, Sabtu (6/12).
Pecinta motor rupanya sudah kadung haus akan motor berteknologi canggih dengan kapasitas mesin besar. Pecinta motor tidak peduli harga motor berada di atas Rp 40 juta selama uang yang dibayarkan setara dengan kualitas motor. Hal ini terlihat jelas saat menyelisik suasana pameran Jakarta Motorcycle Show (JMS) 2008. Sejak resmi dibuka pada Sabtu (6/12), konsumen menyerbu booth milik PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) yang memang menjual motor-motor premium, baik berjenis motor gede (moge) maupun cikal bakal moge.
Pengunjung pun langsung memburu Ninja 250 R yang punya platform mirip moge seharga Rp 44,9 juta. Hingga Kamis (11/12), 40 unit Ninja 250R dibeli konsumen. Angka ini lebih dari setengah total penjualan Kawasaki sebanyak 60 unit.
Bahkan ada konsumen yang berani membeli satu unit GTR 1400 seharga Rp 290 juta dan Ninja ZX 600R yang dijual Rp 220 juta (off the road). Jika ditambah dengan bea balik nama (BBN) sebesar 25%, konsumen harus merogoh kocek Rp 300 jutaan untuk membawa pulang salah satu motor tersebut.
Ini berarti, harga satu unit motor premium Kawasaki setara dengan harga jual mobil sport utility vehicle (SUV) seperti Honda CR-V dan Nissan X Trail. Konsumen juga dapat membeli tiga unit Daihatsu Xenia untuk satu unit Ninja ZX atau Kawasaki GTR.
Selain memajang tiga motor tersebut, Kawasaki yang terkenal dengan motor sport-nya juga memamerkan Ninja ZX 10R. Namun hingga kini konsumen belum membeli motor dengan banderol Rp 260 juta ini. Seluruh motor premium Kawasaki didatangkan dalam bentuk utuh dari Thailand.
Seorang petugas di booth Kawasaki yang enggan disebut namanya berkata, citra Kawasaki cukup baik di segmen sport membuat konsumen tidak ragu untuk membeli motor sport premium keluaran pabrikan ini. Konsumen akhirnya tidak ragu untuk merogoh uang ratusan juta demi satu unit motor.
Khusus untuk Ninja 250R yang jadi primadona di pameran kali ini, ia menilai motor ini praktis tidak mempunyai rival setelah dihentikannya produksi Suzuki Thunder 250cc. “Trennya saat ini memang ke arah moge. Namun daya beli belum cukup. Hanya sebagian kecil masyarakat yang mampu menjangkau motor-motor premium Kawasaki,” terangnya.
Para pembeli motor premium, kata dia, umumnya adalah konsumen mobil. Mereka menjadikan motor sebagai hobi. “Dari pengalaman saya bertemu dengan costumer, mereka kebanyakan memiliki mobil. Mereka langsung tertarik membeli begitu melihat tampilan 250R,” tegasnya.
Motor gede (moge) produksi Suzuki juga menjadi sasaran pengunjung berkocek tebal. Hingga hari kedelapan pameran, tercatat 18 unit motor premium Suzuki dipesan konsumen. Harga termurah moge Suzuki adalah Rp 128,2 juta sedangkan termahal Rp 335,9 juta (off the road).
Di JMS tahun ini, IMNI memasang tujuh moge andalan antara lain DRZ 400E seharga Rp 128,26 juta, GSX R600 Rp 240 juta, B King Rp 319,5 juta, GSR 600 Rp 189,97 juta, Hayabusha 1.340 cc Rp 335,9 juta dan Skywave 650 Rp 220 juta. IMNI juga memajang motor mungil dengan harga fantastis seperti RM 85 cc seharga Rp 50,3 juta, JR 80 Rp 21,8 juta dan DR-7 Rp 21,96 juta.
Tomi Ernawan, manager team Suzuki, menyatakan, moge yang dipajang di JMS tahun ini tadinya merupakan motor konsep. Namun seiring banyaknya permintaan dari konsumen, prinsipal akhir memutuskan untuk memproduksi secara massal.
Ia menilai, pembeli motor premium adalah para penggemar motor yang memiliki ketahanan finansial kuat. “Mereka menjadikan motor sebagai salah satu alternatif hiburan,” paparnya.
Menurut Iyo Rohamah (28), salah seorang petugas di stand Suzuki, konsumen yang serius membeli moge nantinya akan menelepon ke dealer. Sebaliknya, dealer juga akan menghubungi para konsumen yang telah mencatatkan namanya di dalam daftar pemesanan.
Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Internasional Tbk selaku induk perusahaan IMNI Gunadi Sindhuwinata menyatakan, kebanyakan pembeli moge menggunakan sistem pembayaran tunai. Konsumen jenis ini tidak terpukul dari membengkaknya bunga kredit dan uang muka pembelian motor.
“Saat krisis mereka memutuskan untuk menahan uang mereka. Setelah reda mereka baru belanja. Namun bisa jadi mereka terangsang untuk membeli motor premium begitu mengunjungi premium,” ujar Gunadi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Sementara itu Herry Setianto, manajer promosi PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) mengatakan, pihaknya tidak menjual moge yang dipamerkan di JMS kali ini. Yamaha memamerkan Yamaha R1 1.000 cc yang harganya ditaksir mencapai Rp 200 juta.
Herry mengaku YMKI belum siap dalam hal layanan purna jual motor seperti R1. Sebab, butuh investasi yang cukup besar untuk menyediakan layanan purna jual. Di sisi lain, volume penjualan motor tidak terlalu besar karena harganya yang cukup mahal. Bahkan Herry memperkirakan harga jual R1 di Indonesia dapat tiga kali lipat lebih mahal dibanding harga aslinya mahal karena dihantam beberapa pajak.
Meski begitu, dari keterangan beberapa tenaga penjualan (sales) Yamaha di JMS, ada banyak konsumen yang tertarik membeli R1. “Hingga kini sudah ada dua konsumen yang serius membeli R1,” terang seorang sales yang enggan disebut namanya.

Pesta dua tahun sekali
JMS merupakan pameran sepeda motor yang digelar setiap dua tahun sekali. Lima anggota AISI seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan Kanzen berpartisipasi dalam ajang ini. Pameran ini juga diramaikan PT Bajaj Auto Indonesia selaku ATPM motor Bajaj yang non AISI.
Perusahaan aksesoris juga menyemarakkan gelaran ini demikian pula dengan beberapa distributor helm dan bokd motor. Namun JMS kali ini tidak diramaikan dengan mobil seperti layaknya JMS dua tahun silam.
Ketua AISI Gunadi Sindhuwinata yang juga merupakan Ketua Panitia JMS menekankan, pameran ini bukan bertujuan untuk mendongkrak penjualan. Ia selalu mengelak ketika ditanya berapa target transaksi tahun ini.
“Kami lebih memilih untuk memberikan edukasi tentang bagaimana sih cara berkendara yang aman itu. Karena disamping memamerkan kendaraan roda dua dengan teknologi terkini, acara ini juga akan diselingi dengan seminar tentang pentingnya kendaraan ramah lingkungan dan pengetahuan akan keselamatan berkendara,” paparnya.
Pada JMS 2006, total transaksi mencapai mencapai Rp 210,5 miliar. Nilai ini sulit terlampaui karena JMS kali ini tidak melibatkan industri mobil.
PT Astra Honda Motor (AHM) memperkirakan penjualan sampai tutup pameran mencapai 600 unit. Hingga Kamis (11/12), AHM membukukan penjualan sebanyak 400 unit. YMKI, IMNI dan KMI mengaku tidak memasang target dalam ajang ini. Penjualan tiga merek ini sampai Kamis masing-masing mencapai 159 unit, 125 unit dan 60 unit.
Sepeda motor masih menjadi pilihan. Menurut dosen Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, masyarakat membeli sepeda motor karena moda transportasi tersebut berbiaya murah bahkan lebih murah dari transportasi publik. Selain itu, harga murah dan kepemilikannya mudah. ”Konsumen juga melihat sepeda motor itu fleksibel dengan mobilitas tinggi,” papar Sutanto, di sela diskusi Usaha Menurunkan Tingkat Kecelakaan Sepeda Motor di Jalan Raya, Kamis (11/12).

Selasa, 09 Desember 2008

IBC Gelar Safety Riding Goes To School 2008


Jakarta – Beberapa siswi tampak bercengkerama di depan bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 10, Jakarta. Suasana Selasa (9/12), pagi itu terasa berbeda dari biasanya. Sayup-sayup terdengar gema takbir berkumandang. Maklum, ternyata hari itu panitia Qurban sekolah sedang bersiap-siap membagikan daging qurban.

Sejumlah siswa pria tampak sibuk di sisi lain halaman sekolah. Sementara itu, sejumlah guru juga sibuk mempersiapkan plastik untuk membungkus daging yang siang itu bakal disebarkan bagi warga tidak mampu.

“Siang ini kegiatan belajar mengajar memang libur,” ujar Djafar, bagian humas SMK Negeri 10, saat ditanya lengangnya suasana kelas.

Di sudut lain bangunan sekolah bercat hijau muda itu, tampak sejumlah pria berseragam kemeja jeans warna biru bertuliskan Independent Bikers Club (IBC), sibuk memasang spanduk dan menyiapkan laptop yang disambungkan ke infocus. Mereka mempersiapkan presentasi untuk qurban Idul Adha? “Kami sedang bersiap melakukan presentasi penyuluhan berkendara yang aman dan selamat,” ujar Edo Rusyanto, ketua IBC.

Klub sepeda motor yang didirikan 30 Desember 2006 itu, rupanya berancang menggelar Safety Riding Goes To School (SRGTS).

Menurut Djafar, para siswi asuhannya segera masuk ke ruang sidang milik SMK Negeri 10. Kontan saja, Tim IBC mengambil posisi di meja pemrasaran di bagian depan ruang yang mampu menampung 100 orang itu.

Kegiatan SRGTS 2008 IBC di SMK Negeri 10 dibuka dengan pengantar dari Ketua IBC Bro Edo. Ia menjelaskan bahwa SRGTS merupakan rangkaian kegiatan penyebaran safety riding (SR) dari IBC kepada masyarakat. Pemilihan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang mayoritas adalah pelajar putri (siswi) bukan tanpa alasan. Siswi lebih mudah dalam menularkan pemahaman SR kepada orang di sekitarnya terlebih kepada sang pacar. Pesan dari siswi juga akan sulit ditolak untuk diimplementasikan oleh sang pacar. Misal, jika berkendara pakailah helm untuk melindungi kepala, sediakan helm cadangan untuk pembonceng, dan gunakan helm yang standar kualitasnya sudah teruji.

Sementara itu, Wakil dari SMK N 10 Bpk Djafar menuturkan, pihaknya senang sekali menerima kedatangan tim dari IBC. Informasi mengenai keselamatan berkendara amat berharga bagi para siswi. Terlebih, jumlah korban kecelakaan sepeda motor banyak menimpa para usia muda, termasuk para pelajar.

Kegiatan disambung dengan penyerahan plakat dari IBC kepada SMK N 10 sebagai tanda ucapan terimakasih.

Peran Klub Sebarluaskan SR

Edo menjelaskan sejarah klub/komunitas sepeda motor di Tanah Air yang mulai dikenal sejak 1906. ketika itu lahirlah Javasche Motor Club yang merupakan cikal bakal Ikatan Motor Indonesia (IMI).

Kehidupan berkelompok bagi pengendara sepeda motor bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan mulai dari sarana untuk mencari teman, bertukar informasi, menyalurkan hobby, mencapai tujuan bersama, hingga meningkatkan prestasi. Sementara itu, jenis komunitas/kelompok sepeda motor bisa berdasarkan domisili, jenis sepeda motor, merek sepeda motor, berdasarkan profesi, hingga berdasarkan tujuannya.

Peran kelompok sepeda motor yang tak kalah pentingnya adalah ikut menyebarkan pemahaman SR. Hal itu bisa dilakukan di lingkungan internal kelompok maupun kepada masyarakat umum. Tentu saja, kegiatan lain seperti touring, bakti sosial, diskusi, dan olahraga merupakan santapan sehari-hari komunitas/klub yang saat ini ditaksir mencapai sekitar 6 ribu-an kelompok.

Selain menggunakan powerpoint, untuk mempermudah penyampaian materi, Edo dan tim juga menggunakan penunjang audio visual seperti contoh kecelakaan sepeda motor dan animasi aturan lalin yang benar.

Materi di sesi I ini juga menyinggung mengenai pentingnya memberikan sanksi moral kepada anggota kelompok jika tidak menerapkan SR dalam berkendara. Misalnya tidak melengkapi diri dengan perlengkapan seperti helm, jaket, sepatu, dan sarung tangan. Sanksi moral cukup efektif guna mengingatkan anggota kelompok untuk mengutamakan SR dibandingkan perilaku ugal-ugalan.

Bro Rio, wakil ketua IBC menambahkan soal pentingnya persiapan dalam berkendara. Selain kesiapan kendaraan, perlu juga mempersiapkan fisik pengendara. Selain itu, Rio menjelaskan mengenai aktifitas IBC yang juga merambah ke aspek di luar persepedamotoran, seperti diskusi dan bakti sosial.

Guna mencairkan suasan, Heri selaku MC kali ini melontarkan sejumlah kuis bagi peserta. Peserta yang menjawab benar memperoleh merchandise dan dua buah buku karya Bro Edo.

Peraturan lalu lintas

Materi di sesi kedua disampaikan oleh Rio Octaviano, dewan pengarah Road Safety Association (RSA) dan bro Putro dari Hornet. Rio RSA memperkenalkan peraturan lalulintas yang termaktub dalam UU No 14 tahun 1992, khususnya PP 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.

Terkait hal itu, Rio juga menjelaskan mengenai marka-marka jalan serta rambu yang harus diperhatikan oleh pengendara sepeda motor.

Para audiens juga diajak untuk tidak menggunakan sirene dan strobo pada sepeda motor mereka. Selain itu, dijelaskan mengenai larangan penggunaan lampu yang menyilaukan mata dan membahayakan pengguna jalan lainnya.

Tips Aman

Bro Ditto dari RSA menjelaskan secara gamblang mengenai berkendara yang aman dan selamat. Misalnya, bgm mempersiapkan diri dan kendaraan agar risiko terjadi kecelakaan dapat diminimalisasi.

Pesan lain yang disampaikan kepada peserta penyuluhan adalah agar para pengendara sepeda motor berhenti di belakang garis putih.

Pentingnya kualitas helm standar guna melindungi kepala ketika terjadi kecelakaan juga menjadi pesan penting yang disampaikan dalam sesi ini.

Usai sesi ini, IBC diwakili oleh Bro Rio menyerahkan plakat ucapan terimakasih kepada Bro Rio RSA.

Setiap sesi dalam kegiatan yang diikuti 64 peserta itu diselingi dengan pemberian hadiah berupa merchandise bagi peserta yang mampu menjawab dengan benar. Pertanyaan dilontarkan oleh pemberi materi atau MC. Merchandise yang diberikan beragam mulai dari diary, buku karya bro Edo, payung, hingga voucher isi ulang seluler.

Usai pemberian materi seluruh peserta berfoto bersama di halaman pintu masuk SMK Negeri 10. (edo)

Sabtu, 06 Desember 2008

Hari Ini JMS Dibuka

RIBUAN warga Jabodetabek memadati hall A dan B, Jakarta Convention Center (JCC). Magnet yang menyedot warga berbondong-bondong, pada Sabtu (6/12), ternyata adalah Jakarta Motor Show (JMS).
Event yang dibuka Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris itu, menghadirkan sejumlah motor paling anyar dari agen tunggal pemegang merek (ATPM) anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi). Misal, Kawasaki 600 dan 1.400 cc. “Untuk yang 600 cc kemungkinan masuk ke Indonesia pada semester kedua 2009,” ujar seorang penjaga stand Kawasaki.
Panitia JMS menyebutkan, pameran diikuti 70 perusahaan di antaranya 5 ATPM anggota Aisi yakni PT Astra Honda Motor (AHM), PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), PT Indomobil Niaga Indonesia (Imni/Suzuki), PT Kanzen Motor Indonesia (Kanzen), dan PT Kawasaki Motor Indonesia (Kawasaki). Sementara itu, ATPM di luar Aisi adalah Bajaj dan Harley Davidson. Pameran juga menghadirkan beragam stan aksesoris motor seperti helm, box, ban, knalpot, dan oli.
Lomba unjuk produk di ajang yang digelar tiap dua tahun itu,amat kentara. Mulai dari bebek, sport, motor gede (moge), hingga motor konsep, dan yang bakal masuk pasar pada 2009. Suzuki memamerkan 5 motor canggihnya yakni, Biplane, Crosscage, GSVR, SD-01, dan SD-02. kemudian, Honda yang menyodorkan moge DN01, EVO6, Sport Cruiser, dan Honda Blade 110R. pemain nomor dua di industri sepeda motor domestik, Yamaha, memamerkan skuter FC-Dii, T-Max, dan Vega ZR 115 cc. Sementara itu, Kanzen unjuk kemampuan dengan 4 konsep motor yakni, Hybrid, Konsep Sasori, Multi Purpose Motorcycle (MPM), dan Gemini.
Menperin dalam sambutan pembukaannya menyatakan, pasar industri sepeda motor Indonesia saat ini digarap oleh sekitar 40 industri perakitan, 195 industri komponen lapis pertama, 600 industri komponen lapis kedua, 18 ribu authorized sales/service and parts, serta 12 ribu outlet non authorized sales. ”Ada sekitar 400 ribu tenaga kerja yang terserap,” katanya.


Safety Riding
Aisi sebagai penyelenggara JMS juga menggelar seminar sebagai rangkaian program penurunan angka kecelakaan di jalan raya. Seminar pada Kamis (11/12) itu mengambil tema Usaha Menurunkan Tingkat Kecelakaan Sepeda Motor di Jalan Raya. Pembicara yang hadir di antaranya berasal dari Kepolisian RI, akademisi, praktisi, dan pengamat otomotif. Sementara itu, di antara peserta yang diundang adalah komunitas/klub sepeda motor. ”Target kami peserta yang hadir mencapai sekitar 100 orang,” ujar Bunga, panitia dari Dyandra Promosindo.
Aisi juga menggandeng Mabes Polri untuk membuat panduan bagi pengendara sepeda motor (bikers) sebagai pengguna jalan.Menurut Ketua Umum Aisi, Gunadi Sindhuwinata, Sabtu, kerja sama itu sebagai upaya menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. Maklum, populasi sepeda motor ditaksir mencapai 40 juta unit pada saat ini. Data Depperin menyebutkan, profil pengguna sepeda motor terdiri atas karyawan swasta (29%), wiraswasta (27%), pelajar/mahasiswa (24%), karyawan pemerintah/TNI/Polri (8%), serta lain-lain (2%).Semangat menyebarluaskan safety riding terasa di booth AHM. ATPM nomor wahid di Indonesia itu membuka stand khusus untuk simulasi berkendara yang aman dan selamat, serta membagikan leaflet safety riding. Di sisi lain, di luar areal Hall A dan B yakni di pelataran parkir JCC, AHM membuka booth untuk peragaan safety riding dan sejumlah games.
”Alat simulasi dan leaflet safety riding bagus untuk menambah pengetahuan kita. Hanya saja pegangan di alat simulasi kurang halus,” ujar Supriyanto, pengunjung dari Jakarta Timur.
Sementara itu, Reza, warga Jakarta Timur juga, mengaku niat datang ke JMS karena untuk menambah informasi soal produk motor. ”Saya mencoba alat dari AHM ini karena sangat bermanfaat,” ujar dia.
Namun, dua pengunjung lainnya, yakni Argo dan Oniel, justru merasa sebaliknya. ”Iklim penyebarluasan safety riding masih terasa kurang, semestinya tiap stand mempunyai fasilitas penyebarluasan safety riding,” papar Argo, wiraswasta.
Oniel, yang sehari-hari juga aktif di komunitas KHCC, menilai, secara umum JMS lebih kepada pameran produk baru dan persaingan bisnis. ”Mestinya setiap stand bisa mensosialiasikan safety riding, misalnya stand produk ban bisa menjelaskan bagaimana tingkat kualitas ban yang aman bagi pengendara,” tukas Oniel.
JMS keempat tahun ini mengusung tema Ride Safely, Enjoy Life. (edo)

Kopdar RSA di Hornet

Lokasi : Tempat Kopdar Hornet, Bulungan, Jaksel
Waktu : Pkl 22.10-23.45 Wib
Peserta; IBC, Depresi RSA, Hornet, HSJ, S2W, Milys, Spinner, Pulsarian, dan YJOC.
Notulen: Edo
=====================================================

Kopdar dibuka oleh bro Sontul selaku tuan rumah. Ia juga menjelaskan soal tradisi RSA yang menggelar kopdar keliling ke anggota-anggota RSA yang kini mencapai sekitar 70 klub. Selanjutnya Sontul yang belakangan pamit duluan karena ada keperluan, mempersilakan Edo IBC untuk memaparkan rencana program safety riding goes to school (SRGTS).
Bro Edo memaparkan rencana SRGTS pada Selasa (9/12) di SMK 10, Jaktim dan Selasa (16/12) di SMK 28 Jaksel. Kegiatan tersebut adalah rangkaian dari kegiatan hari jadi IBC yang kedua pada 2008. Dalam dua kegiatan SRGTS, IBC menyampaikan peran komunitas dan klub dalam sosialisasi safety riding (SR) berdasarkan pengalaman IBC. Sementara itu, tim RSA menyampaikan materi Tips Aman Berkendara dan Tata Tertib Lalulintas. Selain materi kelas, kata bro Edo, kepada para siswa/siswi juga diberikan contoh peragaan berkendara yang aman dan selamat.
Terkait kegiatan tersebut, Bro Rieza, mengimbau anggota RSA yang bisa hadir agar muncul di dua kegiatan tersebut. Ia juga mengingatkan bahwa pelaksanaan kegiatan yang berbarengan dengan hari kerja agak menyulitkan bagi yang harus masuk kantor.
Sementara itu, materi SRGTS yang bakal disampaikan tim RSA, menurut Bro Syamsul, bakal menyentuh aspek-aspek berkendara yang aman dan nyaman. Syamsul juga bakal membantu dengan menyiapkan materinya.
Kopdar kali ini juga digiring menjadi diskusi interaktif. Bro Syamsul membukanya dengan menjelaskan fungsi helm yang mampu melindungi kepala akibat benturan. Bagi pengendara sepeda motor, guna melindungi diri dari risiko kecelakaan harus memiliki tiga aspek yakni skill, kemudian perlengkapan yang mencakup jaket, helm, sarung tangan, dan sepatu. Ketiga, doa. Pria yang juga pendiri HTML itu menggaris bawahi mengenai perilaku bikers dalam memacu kendaraannya agar tidak terlalu tinggi. Tentu saja hal ini terkait dengan meminimalisir risiko dari kecelakaan.

Peran komunitas
Peran komunitas dalam menyebarluaskan SR amat penting. Bro Benny dari Pulsarian memaparkan pola yang dianut komunitasnya. Menurut dia, Pulsarian menggugah anggotanya untuk menghargai diri sendiri. Jika ada yang pakai sendal jepit saat berkendara atau datang ke tempat kopdar, anggota tadi akan tegur. Saat ditanya kenapa memakai sendal jepit, jawabannya karena jarak tempuh dekat sehingga ribet kalo pakai sepatu. Pola menegur ternyata mampu menimbulkan kesadaran dari dalam diri anggota Pulsarian.
Menurut Bro Ipang YJOC, penerapan SR saat kopdar sebuah komunitas/klub cenderung efektif. Namun, bagaimana implementasinya saat di jalan raya masih harus terus dibangun kesadaran bahwa SR amat penting. Karena itu, sosialisasi tidak hanya via milist dan kopdar semata.
Membangun kesadaran ternyata harus diimbangi dengan sanksi. Bro Kiki HSJ menyebutkan pola di kelompoknya. Di HSJ, selain ditegur, pelanggar SR yakni seperti tidak memakai helm bakal dikenai sanksi sanksi push up. Teguran dilontarkan saat kopdar. Di jalan, jika ditemui perilaku ugal-ugalan, juga bakal tegur.
Bro Syamsul mengingatkan, budaya masyarakat kita membutuhkan lebih dari sekadar imbauan. Butuh sanksi dan penghargaan serta aturan/mekanisme yang tegas. Ia mencontohkan apa yang diterapkan HTML. Komunitas ini menerapkan pendekatan sakan dimasukkan dalam milist sehingga yang bersangkuta malu dan selanjutnya menimbulkan kepedulian (aware). Selain itu, butuh ada keteladanan dari pengurus klub/komunitas. HTML menerapkan reward yakni berupa stiker khusus yang menyebutkan sebagai pionir SR dan menraktir makan bersama. Syamsul mengingatkan dalam mensosialisasikan SR, komunitas adalah ujung tombak dan RSA harus diberdayakan.
Komunitas/klub harus jadi pionir. Bro Rio IBC mengingatkan soal beragamnya pemahaman masyarakat soal SR. Bahkan, tiap klub ada kendala, ada resistensi. Komunitas dan RSA mendapat tantangan untuk bagaimana mengingatkan masyarakat yang ugal-ugalan di jalan. Bro Syamsul mengakui bahwa RSA masih sangat terbatas. Sebuah klub/komunitas, harus solid dahulu di internal mengenai pemahaman dan implementasi SR. Barulah masuk ke masyarakat luas. Misal, IBC yang bakal gelar SRGTS, harus solid dahulu di internalnya. Demikian juga dengan KCDJ yang mau bikin sosialisasi ke RT/RW.

Group Riding
Bro Sontry IBC/Milys mempertanyakan bagaimana dengan perilaku komunitas yang suka ngeblok jalan saat konvoy serta upaya sweeper menyalip guna merapihkan barisan konvoy (group riding). Bro Syamsul mengingatkan agar dalam group riding dibuat kesepakatan yakni pertama, bagi barisan yang tertinggal bakal ditunggu. Kedua, barisan yang bergerak lebih cepat karena lolos dari kemacetan atau lampu merah, harus memperlambat laju motor. Kepanikan dari barisan yang tertinggal bakal menimbulkan risiko kecelakaan jika memacu kendaraan tanpa kendali guna mengejar barisan terdepan.
Dalam berkonvoy bagi yang boncengan dan tidak tahu jalan hendaknya ditempatkan di kelompok depan. Penting juga disosialisasikan kepada anggota konvoy mengenai rute yang akan dilalui, termasuk titik berhenti. Bro Edo mengingatkan pentingnya alat komunikasi/radio saat berkonvoy. Sedangkan Bro Ipang mengingatkan pentingnya peranan service officer, road captain, dan sweeper. Sweeper harus tegas dan tahu jalan. Walau, kata bro Syamsul, di HTML saat ini diterapkan konsep setiap peserta konvoy bertugas menertibkan dirinya sendiri.
Paradigma berkonvoy harus diubah bahwa selama ini rombongan konvoy selalu meminta perhatian pengguna jalan lain, kini kelompok konvoy harus peduli kepada masayrakat pengguna jalan lainnya.

Kecelakaan
Di sisi lain, diskusi kali ini juga menyoroti soal tingginya angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. Bro Hery IBC mengimbau agar RSA menggandeng kepolisian untuk menegakkan aturan lalin untuk mengurangi kecelakaan lalin. Menurut Bro Syamsul yang juga pendiri RSA, saat ini RSA belum secara resmi menggandeng Polri untuk penegakan SR. Terlebih, kini Polisi fokus pada menciptakan kelancaran lalin, sedangkan penegakan hukum menjadi nomor dua. Hal itu terlihat saat pagi hari dimana ada yang tidak pakai helm, namun tidak ditilang, polisi memprioritaskan kelancaran. Kecelakaan dan kemacetan akibat suatu sistem. Bukan suatu masalah tapi akibat persoalan yg lebih luas yakni sistem kemasyarakatan seperti masalah ekonomi. Misal, sistem penggajian bagi sopir angkutan umum. Jika di gaji, cenderung perilakunya lebih tertib. Di sisi lain produksi sepeda motor terus melesat karena sistem pembiayaan yang mudah dan murah. Butuh sistem transportasi massal yang aman dan nyaman. Ada sistem ekonomi terkait industri yang sulit diurai karena ada masalah politik. Bukan semata sistem.
Terkait kecelakaan, penerapan lajur motor yang bakal digabung dengan angkutan umum, bro Rio mempertanyakan konsep SR seperti apa yang pas digunakan. Lajur kiri untuk motor memang baik. Bahkan, workshop yang digelar Dephub beberapa waktu lalu yang diikuti Bro Edo dan Bro Ecko, terkesan melegitimasi lajur kiri untuk motor.
Bro Syamsul menawarkan pola kuota produksi guna menekan populasi motor. Walau, menurut dia, hal itu amat sulit karena terkait banyak kepentingan.
Di sisi lain, ujar Bro Rio, guna menekan jumlah kecelakaan, konsep SR harus juga disosialisasikan kepada pengguna jalan lain, terlebih pengemudi angkutan umum.
Diskusi yang cukup mendapat respons bagus dari peserta kopdar juga diselingi dengan pemutaran video kecelakaan lalulintas. Video yang dibawa Bro Edo diputar di laptop mencairkan suasana sekaligus mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam berkendara.
Bro Sontry mengajukan agar kopdar selanjutnya digelar di komunitas Milys Scorpio.
Sebagai pamungkas, bro Heru ’Kopral’ Hornet, selaku tuan rumah kopdar kali ini mengucapkan terimakasih sekaligus permohonan maaf kalau jamuannya kurang dan anggota Hornet yang hadir tidak terlalu banyak. Menurut dia, Hornet senantiasa menyebarkan SR, tapi tidak memberi sanksi kepada anggota yang mengabaikan SR melainkan dengan saling mengingatkan*


Catatan:
Notulensi ini diharapkan disebarluaskan di milist anggota RSA.
Kopdar selanjutnya di Milys Scorpio.
Untuk riset kecil-kecilan mengenai ketepatan speedometer juga hendaknya disharing di milist.

Kamis, 04 Desember 2008

Satu Motor Cina Gagal Uji Publik

Jakarta - Departemen Perindustrian (Depperin) menyatakan, satu dari empat motor Cina yang dirakit di Indonesia gagal menjalani uji publik karena kegagalan sistem pelumasan. "Kami telah melakukan uji publik kendaraan bermotor roda dua sejak 2002. Saat itu banyak sepeda motor impor yang kualitasnya tidak bagus sehingga banyak konsumen yang terkecoh karena harganya murah namun masa pakainya sangat rendah," kata Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan, Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin Panggah Susanto di sela pengumuman hasil uji publik kendaraan bermotor roda dua tahun 2008, seperti dilansir Antara, di Jakarta, Kamis (4/12). Pada 2002, Depperin menguji sekitar 38 unit sepeda motor dan saat ini totalnya sebanyak 86 unit yang telah diuji. Tahun 2008 ini, empat merek sepeda motor yang diuji adalah Nozomi, Mak, Dorkas, dan Shamo. Dari empat sepeda motor yang diuji, motor merek Shamo gagal menjalani seluruh bagian uji publik. Menurut Depperin, saat uji jalan, motor tersebut berhenti setelah 139 km karena kegagalan pada sistem pelumasan. Sementara itu, Kasubdit Pelaporan dan Informasi, Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan, Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin menjelaskan, uji publik meliputi lima jenis uji yaitu jalan, uji percepatan, uji jarak pengereman, uji unjuk kerja mesin dan uji ketahanan mesin. Pengujian dilakukan sesuai standar nasional dan internasional. Industri sepeda motor Indonesia merupakan yang terbesar ketiga setelah Cina dan India. Populasi sepeda motor di Indonesia sekitar 35 juta unit. Meski demikian, rasio kepemilikan motor di Indonesia masih rendah yaitu satu unit per delapan orang. Besarnya pasar sepeda motor di Indonesia telah mendorong munculnya 38 perusahaan perakitan motor Cina pada 2002. Saat ini, terdapat 88 perusahaan yang memproduksi motor Cina dengan total produksi sekitar 40 ribu unit per tahun. (ed)

Rabu, 03 Desember 2008

Kok Premium Langka?

Premium langka? Ada permainan oleh pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU)? Dari pemantauan penulis di beberapa titik SPBU di Jakarta, terlihat beberapa papan pengumuman yang menyatakan persediaan premium telah habis. "Sejak semalam premium sudah habis. Gak tahu kapan dikirim lagi," ujar seorang penjaga SPBU di Jl Poltangan, Jakarta Selatan.
Sementara itu, kejadian serupa terlihat di SPBU Jl Raya Gedong, Jakarta Timur.
Juru Bicara Pertamina Anang Rizkani Noor mengungkapkan, kelangkaan BBM yang terjadi di beberapa SPBU disebabkan pengusaha pompa bensin menunda permintaan pasokan BBM jelang pengumuman penurunan harga premium. Pengusaha pompa bensin tidak mau merugi dengan menambah pasokan BBM pada saat harga premium masih di kisaran Rp 6.000 per liter, karena stok tersebut akan dijual Rp 5.500 per liter pada hari berikutnya.
"Stok BBM Pertamina aman di kisaran 20 hari, sedangkan kelangkaan terjadi di stok BBM SPBU," ujarnya, seperti dikutip Investor Daily, Rabu (3/12).
Bagaimana komentar pengusaha SPBU? Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Nur Adib mengatakan, penundaan permintaan pasokan BBM oleh pengusaha pompa bensin merupakan upaya meminimalisasi kerugian dari penjualan BBM tersebut.
Namun, di sisi lain konsumsi BBM jelang penurunan harga premium tersebut pun menurun drastis. Pengusaha pompa bensin merugi sekitar Rp 20 miliar, karena penurunan pembelian dan selisih harga dari stok BBM yang belum habis terjual tersebut.
Anang menambahkan, Pertamina memastikan kelangkaan tersebut tidak berlangsung lama atau pulih dengan cepat. Hampir semua pengusaha SPBU yang tidak membeli BBM pada saat harga premium diturunkan sudah meminta Pertamina memasok BBM. Stok yang menipis akan segera teratasi dengan suplai tersebut, sehingga kondisi kembali normal.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Ibrahim Hasyim mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi kelangkaan tersebut dengan memberlakukan harga baru premium itu pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun, upaya tersebut tidak mengurangi aksi spekulasi pengelola SPBU dan pembeli. Namun, Pertamina sudah bersedia memasok BBM sehingga kelangkaan bisa segera teratasi.
Kelangkaan premium di Jabodetabek terasa sejak premium diturunkan harganya sebesar Rp 500 per liter mulai Senin (1/12). Duh nasib bikers, BBM naik repot, BBM juga kerepotan. (edo/sumber investor daily)

Senin, 01 Desember 2008

Kenapa Enggan Memakai Helm Standar?

Kerap kita mendengar petuah orang tua, ’lebih baik mencegah daripada mengobati.’ Rasanya, petuah itu hidup sepanjang masa. Coba tengok pengalaman kita masing-masing. Pasti, ada bagian dalam hidup kita yang pernah merasakannya. Bahkan, ujung-ujungnya kita bergumam, tidak ada penyesalan yang datang di awal. Menyesal selalu hadir di akhir cerita.
Lalu, apa kaitannya dengan judul artikel di atas? Begini. Sering kita menyaksikan para pengendara dan penumpang sepeda motor yang tidak menggunakan helm. Atau, pengendaranya pakai helm, namun penumpangnya tidak. Namun, ada juga yang menggunakan helm, tapi helm alakadarnya, sering kita sebut helm cetok. Tidak tahu darimana asalnya sampai disebut helm cetok. Pastinya, helm tersebut tidak menutupi seluruh kepala penggunanya. Hanya menutupi sebagian. Itupun dengan kualitas helm yang disangsikan kekuatannya ketika berbenturan.
Loh kok kepalanya tidak dilindungi dengan helm yang berkualitas bagus? Apa isi kepalanya lebih murah dari harga helm berkualitas (sesuai standar)? Pertanyaan-pertanyaan itu berseliweran di benak penulis. Padahal, di pasaran, helm standar yang kualitasnya bisa melindungi kepala dari benturan keras, bisa dibeli dengan harga di kisaran Rp 150-200 ribuan. Coba bandingkan dengan harga sepeda motor yang minimal sekitar Rp 10 juta. Tidak sampai 2%. Memang ada harga helm yang mencapai Rp 500 ribu, Rp 1 juta, hingga Rp 5 juta. Hemmm...kalau yang ini, cuma untuk mereka yang berkocek di atas rata-rata. Wong helm dengan harga Rp 200-an ribu aja dah cukup aman kok.
Dengan helm standar, diharapkan bisa meminimalisasi risiko saat terjadi kecelakaan. Saking seriusnya menekan kecelakaan sepeda motor pemerintah bahkan memasukan penggunaan helm dalam Undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 61 ayat (3) dan PP No. 44 tahun 1993 yang mensyaratkan bagi semua pengendara sepeda motor dan penumpangnya untuk memakai helm.
Penumpang yang tidak memakai helm bisa kena pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan, atau denda sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah).
Banyak kecelakaan lalu lintas yang membuktikan bahwa pengendara yang tidak memakai helm standar mengalami gegar otak bahkan kehilangan nyawa. Penelitian Kepolisian RI pada tahun 1972 bahkan menemukan fakta bahwa 50% kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa dari pengendara sepeda motor disebabkan oleh luka di kepala. Perjalanan mengkampanyekan wajib menggunakan helm tidak berjalan mulus. Kota yang bisa disebut pelopor adalah Jakarta. Sebagai Ibukota Negara, wajib helm diberlakukan sejak 1985. Namun, tentangan terhadap aturan wajib helm mencuat pada 1987 di Kota Ujung Pandang (Makassar). Unjuk rasa menentang penggunaan helm bagi pengendara dan penumpang yang membonceng bahkan sempat menimbulkan tiga korban jiwa.
Upaya Kepolisian RI dan Departemen Perhubungan untuk mengkampanyekan penggunaan helm memang tak pernah henti. Sepuluh tahun kemudian, pemerintah bahkan sempat membagikan helm gratis bagi pengendara sepeda motor. Tidak saja pemerintah, para agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan para dealer juga mengkampanyekan penggunaan helm standar. Mereka bahkan menggelar operasi penukaran helm tidak standar yang populer disebut helm cetok, dengan helm standar. Kampanye seperti itu bergulir dan menguat pada tahun 2008.
Terkait helm, pemerintah melalui Departemen Perindustrian (Depperin) bahkan menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Peraturan Menteri Perindustrian Nomor : 40/M-IND/PER/6/2008 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Secara Wajib, menegaskan bahwa seluruh helm yang beredar di Indonesia harus memiliki SNI tersebut. Tak terkecuali helm impor.
Saat ini, memang banyak beredar helm dengan bentuk yang menarik. Bahkan, menurut Badan Standardisasi Nasional (BSN), ditemukan produsen helm yang asal mencantumkan kode standard nasional indonesia (SNI) tanpa menguji kualitasnya terlebih dahulu. Jika ini berlanjut, konsumen pasti dirugikan. Sudah saatnya kita bangun semangat menggunakan helm yang mampu melindungi kepala kita dari cedera yang mungkin terjadi akibat kecelakaan. Setuju?

Hari Ini Harga Premium Turun Rp 500


Jakarta-Hari ini, Senin (1/12), harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium turun Rp 500 menjadi Rp 5.500/liter. Menurut Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, penurunan harga BBM premium dilakukan karena harga minyak mentah dunia sedang melorot.

Apa artinya bagi para pengendara sepeda motor (bikers)? Boleh jadi bisa membantu meringankan biaya hidup. Dengan asumsi pengguna sepeda motor bebek dengan pengeluaran sebelumnya Rp 18.000 per tiga hari (satu liter Rp 6.000), sang biker tadi bisa menyisihkan Rp 1.500 untuk keperluan hidup lainnya.

Tapi tunggu dulu, ketika harga premium diturun, sejumlah stasiun pompa bensin umum (SPBU) mengaku kehabisan stok. Buntutnya, para biker mengisi tunggangannya dengan BBM Pertamax yang harganya Rp 6.800/liter. Tidak heran jika ada dugaan 'permainan' di belakang langkanya premium. Ada selentingan bahwa pengusaha SPBU harus merugi Rp 22 miliar per hari karena buntut penurunan Rp 500/liter. Loh, kok saat premium dinaikkan tempo hari para pengusaha SPBU gak sesumbar bahwa mereka diuntungkan karena ada selisih antara harga beli dengan harga jual. Duh bikers, nasibmu. (edo)


Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian