Info : Silahkan klik di SINI untuk membaca artikel versi wordpress dari Edo Rusyanto

Selasa, 29 September 2009

Sistem ERP di Jakarta Terganjal UU



Pemprov DKI Jakarta dipastikan gagal menerapkan pembatasan kendaraan pribadi menggunakan mekanisme kontrol Electronic Road Pricing (ERP). Menurut rencana, pembatasan kendaraan tersebut akan diterapkan mulai 2010 mendatang.

”Tidak bisa diterapkan, karena landasan hukumnya tidak ada,” ungkap Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Transportasi Sutanto Soehodho di Jakarta, belum lama berselang.
Sejak disahkannya UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) pada 18 Agustsu 2009, dipastikan penerapan ERP tak bisa dilakukan. Sebab, DPR tidak menyetujui item ERP masuk dalam UU tersebut. DPR menilai tidak cukup kuat alasan daerah untuk menerapkan ERP.
Dalam UU itu ditegaskan, pajak yang boleh dipungut pemerintah provinsi (pemprov) ada lima jenis, tapi tidak termasuk ERP. Kelima pajak yang diperbolehkan dipungut Pemprov adalah pajak kendaraan bermotor (PKB), bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan, dan pajak rokok. Khusus pajak rokok, hasilnya akan dibagi-bagi ke pemerintah kabupaten/kota (pemkab/pemkot).

Sedangkan, jenis pajak yang diperbolehkan dipungut oleh pemkab/pemkot ada 11 jenis, yakni pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan buatan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan, dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
Lebih lanjut Sutanto mengatakan, apabila ERP dimasukkan dalam item UU PDRD, implementasinya akan diserahkan kepada masing-masing daerah. Untuk selanjutnya menunggu aturan teknis seperti perpres dan kepmen, serta dijabarkan lagi dalam bentuk perda yang masing-maisng wilayah berbeda implikasinya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Rekayasa Teknik dan Lalu Lintas Dishub DKI Mohammad Akbar mengatakan, pelaksanaan ERP masih dalam proses basic design pengerjaan fisik. Selain itu, persiapan studi tentang kisaran tarif, penyediaan kawasan dan teknologi yang tepat digunakan. Demikian juga masih membutuhkan acuan dasar hukum yang jelas karena sampai sekarang belum disahkan oleh DPRD. Aturan tersebut nantinya untuk menentukan road pricing yang efektif dari aspek teknis bagi masyarakat.
Di lain sisi, setiap warga dipaksa untuk membayar sehingga harus memilih menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Sebagai contoh untuk penerapan kota besar dunia seperti di Singapura atau London, untuk penerapan pertama dilakukan di jalan yang telah diberlakukan sistem three in one. “ Negara tersebut berhasil menurunkan kemacetan hingga 30%,”ungkap M Akbar.
Ditolaknya ERP oleh DPR, demikian kata Ketua Pansus RUU PDRD Harry Azhar Azis, karena pajak ERP akan lebih membebani warga. Harry mengatakan, DPR belum melihat sisi penting penerapan ERP di tengah kota, kecuali memberatkan masyarakat. Karena itu, di dalam RUU yang telah disahkan menjadi UU tersebut, tidak mengakomodasi pajak ERP. “Awalnya prinsipnya setuju, tetapi dalam pembahasan kecewa karena dinilai hanya tambah beban saja,” tuturnya.
Menurut Harry, jika DKI ingin menerapkan ERP, harus mengacu pada UU lainnya, yaitu UU Lalu Lintas, dan angkutan Jalan (LLAJ). Atau, kata Harry, UU PDRD perlu diamandemen. “Diharapkan juga dengan penambahan pajak BBM bermotor sebesar 10% dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan umum,” kata anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Cara Lain Atasi Macet
Sutanto berpendapat, ERP memang merupakan mekanisme cukup baik untuk mengurangi kepadatan lalulintas serta mensubsidi prasarana umum. “Semestinya ERP bisa meringankan masyarakat tidak malah memberatkan masyarakat,” ujarnya.
Prasarana ERP pun tidak dapat dipasang di pinggiran kota tetapi harus di pusat kota. Prasarana harus dipasang karena pengumpulan restribusi tidak mungkin dilaksanakan secara manual, karena justru akan menimbulkan masalah baru, termasuk memicu kemacetan.
Alternatif lain untuk mengurai kemacetan di Jakarta selain ERP, juga bisa menerapkan pembatasan kendaraan bermotor nomor ganjil genap. Saat ini masih dalam kajian Dinas Perhubungan (Dishub). Dishub harus mampu memberikan batasan dengan hari bahkan batasan melalui evaluasi per jam lalu lintas. “ Jadi tidak hanya nomor yang jadi instrumen, tetapi juga waktu jamnya, harus dikendalikan. Jam sibuk dibatasi, jam sepi dibebaskan,” tutur wakil rektor UI ini. (har)

Sumber: Investor Daily

Senin, 28 September 2009

Masih Tingginya Kecelakaan Selama Arus Mudik


foto ilustrasi:edo

Minimnya Kedisiplinan dan Kerjasama



“Saya takut bawa (mengendarai) mobil terhadap ulah bikers yang ugal-ugalan. Ada pembiaran atau ketidakmampuan mengahadapi perilaku bikers yang ugal-ugalan.”


Pernyataan Arifin, dari Ciputat, terlontar dalam Diskusi Interaktif Elshinta 90,00 FM, Jakarta yang mengangkat topik "Mencermati Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2009”. Diskusi, Senin (28/9), pukul 00.00-01.00 WIB itu, membahas fenomena jumlah kecelakaan yang meningkat sepanjang H-7 hingga H+7, Lebaran 2009 yang jatuh pada 20 September 2009.
Diskusi menampilkan narasumber Direktur Keselamatan Transportasi Ditjen Perhubungan Darat Dephub RI Suripno, Anggota Komisi V DPR Rahman Syagaf, dan Penggiat Safety Riding Center for Safety Riding Study (Ceras) Edo Rusyanto.
Rasa khawatir menyikapi ketidakdisiplinan bikers bukan monopoli Arifin. Pendengar lain dari Medan, Sumatera Utara, juga mengakui hal serupa. “Kecelakaan terjadi karena kurangnya kesadaran pengguna jalan, termasuk pengendara sepeda motor,” papar Soga.
Tudingan bahwa pengendara sepeda motor sebagai biang kerok kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dan arus balik 2009 mencuat sesaat melihat sejumlah fakta. Hingga hari ke-13, Minggu (27/9), dari 1.437 kasus kecelakaan, sekitar 70,79% atau sebanyak 1.372 kasus merupakan kecelakaan yang melibatkan pengendara sepeda motor. Jumlah korban tewas mencapai 593 jiwa atau setara dengan 45 jiwa per hari. Memilukan.
Dibandingkan 2008, kasus selama 13 hari tahun ini, meningkat sekitar 5%. Data tersebut masih sementara, jika diakumulasikan kasus kecelakaan sepanjang H+7 atau Minggu (27/9), boleh jadi jumlah korban jiwa bakal melampaui 600 orang. Tahun lalu, korban jiwa 633, sedangkan korban luka berat dan luka ringan masing-masing 780 orang dan 1.336 orang.
Kembali soal perilaku bikers. Suripno menuturkan, penyebab kecelakaan bikers adalah karena faktor manusianya yakni faktor kelelahan dan ketidakdisiplinan. Bahkan untuk mencegah hal itu, ia sempat melontarkan ‘pemikiran panik’. “Penggunaan motor untuk jarak jauh sangat berisiko, mungkin gak, ada keputusan politik penggunaan sepeda motor hanya sampai nomor area polisinya, (alias) tidak boleh lintasi wilayah tertentu,” papar dia yang saat diskusi bersanding dengan Rahman.
Sontak, Anggota Komisi V DPR RI itu menimpali. “Pembatasan sepeda motor tidak mudah, tergantung political will pemerintah,” kata dia.
Hal tersebut, lanjutnya, terkait dengan grand design transportasi nasional. Ia menegaskan, perlu dibuat grand design mudik nasional. Mulai dari tata ruang dan urbanisasi hingga grand design transportasi nasional. “Juga mesti ada pembatasan kendaraan tertentu, tidak hanya sepeda motor, pembatasan juga bisa seperti bagi kendaraan yang boros energi. Hal ini terkait dengan kebijakan Departemen Perindustrian,” ujar Rahman.
Edo yang juga pengurus Road Safety Association (RSA) menilai, keselamatan di jalan merupakan tanggungjawab bersama. Pemerintah dan masyarakat. “Kalau transportasi nyaman dan aman serta terjangkau, secara alamiah manusia memilih moda transportasi tersebut untuk bepergian. Tidak akan memaksakan diri naik motor ratusan kilometer,” katanya.
Guna pencegahan kecelakaan, kata dia, butuh sosialisasi soal pentingnya keselamatan kepada pengguna jalan, seperti kepada bikers via komunitas/klub motor dan kantong-kantong masyarakat pemudik. “Dilakukan secara berkesinambungan mulai saat ini, jangan menunggu besok atau jelang Lebaran,” papar dia. Karena itu, lanjutnya, sudah saatnya dikampanyekan secara terus menerus tentang berkendara yang bertanggungjawab (responsible riding).
Termasuk menerapkan pengawalan oleh kepolisian untuk rombongan arus mudik dan arus balik. ”ATPM bisa diajak kerjasama untuk mengkoordinasikan hal tersebut,” ujar Edo.

Kerjasama Kurang
Masalah keselamatan di jalan memang tanggungjawab semua elemen masyarakat. Pemerintah, selaku penyelenggara kehidupan bernegara, bertanggungjawab untuk penyediaan infrastruktur jalan dan fasilitas moda transportasinya. Dalam UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa untuk mewujudkan keselamatan lalu lintas, pemerintah wajib menyelenggarakan manajemen keselamatan lalu lintas.
Karena itu, menurut Susilo, seorang pendengar dari Depok, Jawa Barat, Departemen Perhubungan harus mengevaluasi sistem transportasi yang ada. “Apakah Dephub pernah mengevaluasi subsistem yang kurang baik?” tanya Susilo. Menurut dia, pemerintah perlu mengidentifikasi permasalahan transportasi yang terdiri atas sub sistem yakni jalan, pengendara, kendaraan laik atau tidak, hingga fasilitas rambu jalan. “Apa penyebab kecelakaan? Dan subsistem mana yang kurang baik? Itulah yang harus diperbaiki termasuk mencermati perilaku pengendara,” tutur dia.
Suripno menegaskan, upaya meningkatkan keselamatan diperlukan kerjasama antar instansi yang konkret. “Memang upaya mengantisipasi kecelakaan belum maksimal, sedangkan upaya mencegah kecelakaan yang seharusnya membutuhkan kerjasama, saat ini rata-rata (instansi) berjalan masing-masing,” papar dia.
Karena itu, lanjutnya, harus dibentuk suatu forum. Semua upaya pencegahan dan manajemen keselamatan dibicarakan dalam suatu forum yang ouput-nya adalah keselamatan. “Segera direalisasikan forum itu dan persoalan keselamatan bukan hanya saat Lebaran,” tegas Suripno.
“Pemerintah harus meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat,” ujar Abah Udut, pendengar asal Bandung. (edo)

Selasa, 22 September 2009

200 Jiwa Lebih Melayang


foto:edo

PERJUANGAN menempuh kampung halaman dalam rangka mudik Idul Fitri 1430 H, bukan hal sepele.
Tengok saja data hingga Selasa (22/9), atau H+3 Idul Fitri yang jatuh Minggu (20/9), sekitar 200 jiwa lebih meregang nyawa di jalan raya. Data dari Posko Terpadu Lebaran Departemen Perhubungan dan Kepolisian RI juga menyebutkan ratusan lainnya luka berat dan luka ringan. Data kecelakaan tersebut baru yang tercatat.
Kita mahfum, korban kecelakaan tersebut tidak semuanya dalam rangka mudik alias pulang kampung. Data tersebut merangkum korban kecelakaan jalan raya yang terjadi dalam rentang waktu H-7 hingga H+3 Lebaran.
Boleh jadi sebagian adalah warga yang tidak berniat mudik. Terlepas dari hal itu, menengok angka yang tewas dalam rantang waktu 10 hari suatu fenomena yang mengenaskan. Pemicu kecelakaan beragam.
Mulai dari kondisi kendaraan seperti ban pecah, kondisi jalan bergelombang, hingga keteledoran manusia seperti mengantuk dan lepas kontrol.
Siapapun tak ingin terlibat dalam kecelakaan. Termasuk para pemudik yang saat berangkat dari kota asal, ingin bercengkerama dengan sanak family. Tentunya dibalut sukacita usai menjalani ibadah puasa Ramadhan satu bulan penuh dan lelahnya perjalanan darat. Terik matahari dan kemacetan yang luar biasa menyedot energi sekaligus bisa memicu hilangnya konsentrasi berkendara.
Hilangnya konsentrasi akibat mengantuk termasuk momok menakutkan bagi pengendara sepeda motor (bikers). Sedikit saja lengah, nyawa taruhannya seperti yang dialami Parhim (26) dan Singgih (19). Keduanya berangkat dari Bekasi sekitar 05.30 WIB menuju Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Namun, setibanya di kawasan Rajapolah, Tasikmalaya, Parhim yang mengantuk menabrak trotoar. Parhim tewas, Singgih terluka.
Ancaman lain terhadap keselamatan bikers adalah karena beban yang dibawa berlebihan. Misalnya saja, penumpang yang dibawa tiga atau empat orang, termasuk pengendara. Belum lagi barang bawaan dibagian belakang, samping, dan depan motor. Praktis, sang pengendara kesulitan bermanuver bahkan untuk menganalisis medan di depan dan belakang kendaraannya. Padahal, sekalipun hanya berdua, pengendara sepeda motor
juga masih dibayang-bayangi ancaman maut. Gunanto (37) harus rela kehilangan putrinya, Cahaya Intan Sari (10). Mereka berdua sedang menuju Ngawi, Jawa Timur dari Bekasi, Jawa Barat. Saat melintas di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon sekitar pukul 06.00 WIB, Gunanto oleng dan Intan terlontar dari boncengan, seketika melintas truk tronton yang melindas Intan.
Maklum, sepeda motor secara umum tidak dirancang untuk perjalanan jauh hingga ratusan atau ribuan kilometer. Banyak aspek yang harus dipenuhi untuk menempuh jarak ratusan kilometer. Termasuk pentingnya beristirahat setiap dua jam perjalanan. Istirahat sekitar 15 menit bermanfaat untuk memulihkan stamina.

Lebih 200 Jiwa

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (19/9), menjelaskan, dari H-7 sampai H-2 terjadi 466 kecelakaan lalu lintas dan menewaskan 184 orang. Korban luka berat mencapai 219 orang dan luka ringan mencapai 431 orang.
Sementara itu, pada hari pertama Lebaran, (20/9), tercatat 117 kasus kecelakaan lalu lintas di jalur mudik yang berada di bawah kewenangan delapan kantor Polda prioritas di Sumatera, Jawa, dan Bali. Jumlahnya mencapai 25% dari total kecelakaan sebelumnya dan meningkat hampir dua ribu kali lipat dari jumlah kecelakaan hari sebelumnya.
Dari 117 kasus di Lampung, Banten, Metro Jaya, Jateng, Jatim, Jabar, Yogyakarta, dan Bali ini, Senkom Mitra Polisi di Posko Mudik Lebaran Departemen Perhubungan, Senin (21/9), menyebutkan, sebanyak 56 orang meninggal, 72 orang luka berat, dan 102 orang mengalami luka ringan.
Artinya, lebih dari 200 jiwa melayang sia-sia di jalan raya. Sebuah pekerjaan rumah (PR) yang berat bagi seluruh aparat terkait dan tentunya masyarakat sebagai pengguna jalan. (edo rusyanto)

Kamis, 17 September 2009

Ceras: ATPM Koordinasikan Arus Balik


foto: friadi

RIBUAN sepeda motor bakal bergerak dari Jakarta menuju kota-kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Mereka adalah para pemudik yang ingin merayakan hari Raya Idul Fitri di kampung halaman masing-masing. Departemen Perhubungan (Dephub) bahkan memperkirakan ada sekitar 2,6 juta sepeda motor yang akan dipakai sebagai alat transportasi mudik. Jika masing-masing mengangkut dua penumpang, termasuk pengendara, berarti ada 5,2 juta pemudik yang memanfaatkan sepeda motor sebagai medium bertemu sanak saudara di kampung halaman tercinta.
Laju sepeda motor pemudik bergerak dalam berbagai formasi. Sedikitnya ada tiga kelompok. Pertama, pemudik yang bergerak sendirian atau maksimal dua motor. Kedua, kelompok yang terdiri atas belasan atau puluhan sepeda motor yang dikoordinasikan oleh seseorang yang ditunjuk untuk menjadi pemimpin kelompok. Dan, ketiga, adalah konvoy mudik bersama yang dikoordinasikan oleh para agen tunggal pemegang merek (ATPM).
Untuk kelompok yang ketiga ini, sudah berlangsung beberapa tahun belakngan ini. Adalah PT Astra Honda Motor (AHM), PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), dan PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), yang sudah secara rutin menyelenggarakan mudik bersama. Belakangan juga mencuat pemain kecil seperti PT Minerva Motor Indonesia (MMI) yang menggalang mudik bersama dengan komunitas pengguna sepeda motor tersebut, Minerva Riders Community (MRC). ATPM lain seperti PT TVS Motor Company Indonesia, tidak menggalang mudik bersama, namun menyediakan fasilitas bengkel di posko yang dibentuk di beberapa titik yang dilalui konvoy pemudik. Tentu saja, prioritas adalah untuk para pengguna sepeda motor besutan India itu.
Di luar para ATPM ada juga mudik bersama yang digalang oleh perusahaan non-produsen sepeda motor, seperti yang digelar oleh PT Telkomsel dan PT Gajah Tunggal Tbk.

Siapkan Bus
Mudik bersama yang digalang para ATPM kakap, seperti AHM, YMKI, dan SIM, bisa dibilang cukup memanjakan para pemudik. Beragam fasilitas gratis diberikan oleh ATPM tersebut, di antaranya adalah jaket, sarung tangan, oli, bensin, makanan dan minuman, serta fasilitas potongan harga untuk pembelian spare part, serta service gratis. Di luar itu, ada juga yang memberikan asuransi dan doorprize.
Hal yang tergolong baru adalah penyediaan sarana bus bagi pemudik yang berniat membawa penumpang lebih dari dua orang. ”Kami sediakan 10 bus bagi calon peserta mudik bareng,” ujar Istiyani Susriyati, kepala Honda Customer Care (HC3) PT. AHM.
Sementara itu, YMKI menyediakan lima buah bus. ”Tentunya bagi mereka yang mendaftar lebih dulu, dialah yang mendapatkan fasilitas itu,” papar Indra Dwi Sunda, promotion PT YMKI.

foto:fajar


Keduanya menuturkan, penyediaan bus tersebut terkait dengan perundangan yang ada, yakni sepeda motor hanya boleh mengangkut dua penumpang.
”Kami akan tilang pengendara sepeda motor yang mengangkut lebih dari dua orang termasuk dirinya. Kalau bisa kami sarankan untuk dialihkan ke bus atau kereta. Memang ada yang bisa menerima. Tapi ada juga yang tidak bisa menerima,” ujar Kasat PJR Polda Metro AKBP Ipung Purnomo, dalam diskusi Peran ATPM Mengantisipasi Ledakan Pemudik Sepeda Motor, yang diselenggarakan Center for Safety Riding Study (Ceras), di Jakarta, Rabu (16/9).
Gunadi Sindhuwinata, ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor (Aisi) yang juga tampil sebagai pembicara dalam diskusi Ceras tersebut, mengatakan, sepeda motor masih menjadi sarana transportasi utama karena sistem transportasi belum bagus. Terkait, program mudik bersama, ia menuturkan, ”Kami punya moral obligation. Kami risau jika sepeda motor dituding biang keladi kemacetan dan penyebab kecelakaan,” papar pria yang juga Presiden Direktur PT Indomobil Sukses International Tbk itu.
Sementara itu, Edo Rusyanto, penggiat safety riding Ceras menegaskan, para ATPM juga semestinya memikirkan untuk mengkoordinasikan arus balik para pemudik. ”Pasti bisa dilakukan oleh ATPM, dengan dikoordinasi, arus balik juga bisa lebih tertib, aman, dan nyaman,” papar Edo.
Korban kecelakaan selama arus mudik dan balik pada 2008 turun dibandingkan periode sama 2007.
Pada 2008 , Ceras mencatat total korban kecelakaan pengendara sepeda motor sebanyak 2.732 orang. Dari angka tersebut, korban meninggal sebanyak 633 orang. Angka tersebut memang menurun dibandingkan 2007 sebanyak 3.784 orang dan korban meninggal 798 orang.
Pada 2009, terang Edo, jika tidak diantisipasi dengan baik, jumlah kecelakaan bisa kembali lagi meningkat. Ini lantaran jumlah pemudik sepeda motor bakal melonjak menjadi 2,6 juta. Tahun lalu, jumlah pemudik sepeda motor sebanyak 2,2 juta. (edo rusyanto)

Selasa, 15 September 2009

Sahur Sambil Diskusi Safety Riding


SOTR di Tebet (foto:ali yvaj)

RATUSAN bikers berbagai klub di Jakarta mengisi malam panjang sepekan jelang Idul Fitri dengan berkeliling kota yang kini kondang disebut sahur on the road (SOTR). Kegiatan tersebut mirip takbir keliling yang popular pada tahun 1990-an.
Bedanya, saat SOTR, bikers memberi sedekah berupa penganan untuk sahur bagi para tunawisma atau orang tidak mampu. Mulai dari yang ditemui di pinggir jalan hingga kepada mereka yang berada di panti asuhan. Tentu saja, bagi yang muslim, kegiatan SOTR ditutup dengan sholat Subuh berjamaah.
Namun, Sahur On The Road Collaboration (Sontroc) dan SOTR yang digagas Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar dan LSM Kolong Langit, serta Minerva Riders Community (MRC), berbeda dari biasanya. Selain kegiatan utama bersedekah dan ceramah. Kegiatan dari dua kelompok tersebut yang digelar Minggu (14/9) dinihari, justeru juga mengusung keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding).
“Kegiatan tersebut saya usulkan agar memberi nuansa lain dan mengingatkan para bikers yang mengikuti SOTR agar lebih santun dalam berkonvoy,” tutur Edo Rusyanto, sang nara sumber diskusi safety riding. Pria yang sehari-hari aktif di Road Safety Association (RSA) itu juga mengaku, kerap kali dijumpai konvoy saat SOTR mengabaikan unsur safety riding.
“Misalnya, melakukan penghambatan laju kendaraan lain alias blocking atau tidak mengenakan helm,” tutur Edo yang juga pendiri Center for Safety Riding Study (Ceras).
Bagaimana faktanya? Seperti kita saksikan, masih saja terjadi perilaku arogan yakni mem-block pengguna jalan, menerabas lampu merah, dan tidak memakai helm.
“Kalau blocking kan tujuannya agar konvoy tidak terputus,” ujar Bro Ophet dari Mumexs Motor Community (MMC). Komunitas tersebut bersama Gepeto Management menggelar SOTR keliling Jakarta dan diakhiri dengan sahur bersama di Panti Asuhan Bina Remaja, Tebet, Jakarta Selatan.
“Ini adalah kegiatan keempat kali,” tutur Gilang, sang ketua panitia.

Diskusi Safety Riding
MMC dan Gepeto Management melibatkan ratusan bikers dari berbagai klub dan komunitas sepeda motor seperti Yamaha Vixion Adventure Jakarta (YVAJ), Nusantara Lampung Motor Community (NLMC), K3mco, SC225, Black Knight Rider Community, dan sekitar 50 mobil dari kelompok roda empat.
”Diskusi safety riding memberi makna lain dan menambah pengetahuan kita soal berkendara,” ujar bro Aditya alias bro Beler.
Di hadapan ratusan bikers dan puluhan remaja panti asuhan Bina Remaja, Edo menayangkan sejumlah video tentang kecelakaan sepeda motor. Sesekali peserta diskusi yang duduk di aula panti asuhan, tertawa atau teriak saat menyaksikan adegan tabrakan pada tayangan tersebut. ”Terpenting adalah kita lebih waspada dalam berlalu lintas, jangan pernah lengah karena itu jaga kondisi fisik,” papar Edo lagi.
Ia juga menyisipkan aturan terkini dari UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) yang di antaranya memberi ancaman sanksi kurungan denda bagi pelanggar lalu lintas. Termasuk bagi pengguna jalan yang memicu terjadinya kecelakaan dan menimbulkan kerugian material maupun korban luka. ”Terlebih jika memicu kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa, sanksinya denda Rp 12 juta atau kurungan enam tahun,” papar Edo.

SOTR di Tanah Abang (foto:ian)

Sementara itu, di kawasan Bongkaran Tanah Abang, tempat YISC Al Azhar dan LSM Kolong Langit, serta MRC menggelar sahur bersama, sebuah layar proyektor dibentangkan di depan panggung yang didirikan di atas jalan aspal perkampungan padat penduduk itu. Warga yang sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak duduk di tengah jalan menghadap panggung. ”Bagi kita saat ini tidak bisa lagi seenaknya naik motor tanpa helm, sekalipun jaraknya dekat,” ungkap bro Edo, yang saat tampil di Tanah Abang sudah menjelang waktu imsak.
Berbeda dengan di Tebet, peserta di Tanah Abang lebih asyik mahsyuk menyaksikan tayangan audio visual kartun yang dibawa Edo. Sesekali gelak tawa mencuat saat menyaksikan adegan kartun yang melanggar lalu lintas. ”Yang menyeberang sembarang berisiko menimbulkan kecelakaan,” ujar Edo memberi narasi tayangan kartun itu.
Jelang imsak, Edo menyudahi ’kampanye’ safety riding di kawasan Tanah Abang. ”Waktunya mepet banget, jadi sulit berinteraksi karena itu saya fokus pada sosialisasi pentingnya memakai helm dan jangan naik motor lebih dari dua orang,” ujar Edo. Sayup-sayup terdengar adzan subuh, sebelum akhirnya meninggalkan kawasan di Jakarta Pusat yang sebelumnya terkenal sebagai pusat prostitusi kelas rendah itu. (edo rusyanto)

Senin, 14 September 2009

Gemasnya Sahur di Jalan


foto:detik.com

RIBUAN warga Jakarta lalu lalang di atas aspal, Minggu (13/9) dinihari. Mereka menaikki sepeda, sepeda motor, mobil sedan, multi purpose vehicle (MPV), commercial cars, hingga minibus. Menyemutnya konvoy kendaraan itu berlomba-lomba mencari warga Jakarta lainnya yang dianggap tidak mampu hanya sekadar untuk membagi-bagikan penganan untuk sahur. Itulah potret maraknya sahur di jalan alias sahur on the road (SOTR).
Kegiatan yang marak beberapa tahun belakangan ini, tidak semata didominasi oleh kelompok masyarakat tertentu. Kini, mereka yang tergabung dalam komunitas atau kelompok otomotif seperti sepeda motor dan mobil, lalu kelompok artis, kelompok alumni sekolah, hingga kelompok karyawan sebuah perusahaan, berjejalan memadati jalan di Ibu Kota. Fenomena ini tentu mengingatkan kita pada fenomena tahun 1990-an yakni takbir keliling jelang Idul Fitri. Belakangan, takbir keliling ‘dibatasi’ oleh pemerintah dengan dalih meredam kecelakaan akibat konvoy yang terlalu besar. Hemmm….
Kembali soal SOTR. Minggu dinihari lalu, saya menyaksikan betapa riuhnya masyarakat yang ingin berbagi dengan sesama. Seorang peserta SOTR dari kelompok sepeda motor mengaku senang bergabung karena ramainya peserta yang bisa menambah teman. “Saya pilih ikut kegiatan ini karena bisa selain membantu orang tidak mampu juga bisa bertemu banyak teman,” papar Rakha, bikers dari SC 225.
Ya. SOTR bisa menjadi ajang kongkow bagi para bikers yang selama Ramadhan kemungkinan aktifitas kopi darat (kopdar) nya tertunda.
Bahkan, seorang bikers dari Nusantara Motor Community Lampung (NMCL) mengaku menyempatkan bergabung dalam SOTR di Jakarta di tengah ‘lawatannya’ dari Surabaya. “Saat ini kami sedang dalam perjalanan kembali dari Surabaya menuju Lampung, karena teman-teman yang membuat acara ini, kami dengan senang hati bergabung,” kata sang bikers yang lengkap dengan atributnya.
Niat berbagi kepada sesama mendapat respons dari para warga Jakarta yang tidak mampu. “Saya doakan agar mendapat berkah atas pemberiannya,” papar Komariah, seorang tunawisma di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, saat menerima sebungkus nasi untuk sahur. Komariah yang sendirian duduk di pinggir jalan di samping gerobaknya. Ia menjadi satu di antara sekian banyak warga yang menanti uluran tangan para dermawan.
“Senang sekali kami mendapat bantuan,” ujar Giamin, seorang penerima sedekah lainnya di kawasan Jl By Pass, Jakarta Timur.
Walau sekadar nasi untuk mengisi perut saat sahur, mereka amat antusias menyambut konvoy SOTR. Namun, “Kalau bisa berupa sarung atau kopiah. Barang yang bisa kita pakai dan selalu ingat atas pemberiannya,” ujar Adi, seorang sopir taksi di Jl MT Haryono, Jakarta Timur, mengomentari aksi SOTR.

Abaikan Lamer
Di tengah gemuruh SOTR, ada beberapa catatan. Pertama, ribuan kendaraan yang melintas di atas aspal Jakarta seakan ‘berpesta’ demi kelancaran iring-iringan. Mereka lupa bahwa ada pengguna jalan lain yang juga memiliki hak yang sama. Konvoy tersebut mem-block jalan dan ada yang menerobos traffic light yang berwarna merah. Sesekali membunyikan klakson yang memekakan telinga hanya sekadar untuk meminta jalan.
Lalu yang kedua, kadang berhenti di sisi jalan yang menimbulkan antrean panjang alias kemacetan. Untuk yang ini, memang tak serunyam saat mem-block jalan. Ketiga, para polisi lalu lintas seakan tak berdaya. Mendiamkan saja konvoy yang menerobos lampu merah. Hal itu bahkan terjadi di depan mata petugas di kawasan Bundaran HI yang notabene ada pos polisi di sisi jalan.
Semoga dalam pelaksanaan SOTR mendatang, beberapa catatan bernada minor bisa semakin dihilangkan oleh para peserta. Amin. (edo rusyanto)

Penjualan Skuter Honda Melonjak 50%



foto:edo

Penjualan skuter otomatik (skutik) Honda meroket 50% dari 62.907 ribu unit pada Juli menjadi 93.568 unit pada Agustus. Ini merupakan angka penjualan skutik tertinggi yang pernah dicapai Honda.

Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM), agen tunggal pemegang merek (ATPM), sepeda motor Honda, Julius Aslan, menerangkan, sentimen Lebaran membuat pasar sepeda motor meledak, termasuk segmen skutik. Pasar skutik melejit 24% menjadi 244 ribu unit pada Agustus dibanding Juli.

Selain itu, penurunan BI Rate menjadi 6,5% membuat perusahaan leasing terus menurunkan suku bunga. Kini bunga efektif kredit motor mencapai 26-27% dari 34% pada kuartal pertama 2009. Sekitar 80% pembelian motor menggunakan skema kredit.

“Tiga model AT kami cukup baik penjualannya pada bulan lalu. Model yang baru dirilis, Vario Techno, terjual sebanyak 10.500 unit, sesuai dengan target yang kami canangkan,” ujar Julius di sela acara buka puasa bersama manajemen AHM dengan wartawan di Jakarta, Kamis (10/9).

Menurut Julius, AHM sejak Juli lalu telah meningkatkan kapasitas produksi skutik untuk mengantisipasi peningkatan penjualan skutik. Kapasitas ditingkatkan dari 60 ribu unit sebulan menjadi mendekati 100 ribu unit sebulan.

Julius mengaku, AHM kini menerapkan mekanisme tiga shift kerja untuk line skutik. Produksi, ujar dia, akan terus dicoba dipacu hingga mendekati 100 ribu unit.

Senior General Manager Marketing Motorcycle Division AHM Sigit Kumala menambahkan, peningkatan produksi hingga kini belum dapat mengimbangi permintaan yang masuk. Akibatnya, konsumen terpaksa menjalani masa tunggu (inden) untuk skutik Honda.

Ia mencontohkan, permintaan untuk Vario Techno per bulan mencapai 12.500 unit sedangkan pasokan hanya 10.500 unit. Sigit mengaku posisi inden terus bergerak, terutama di luar Jawa. ”Kami tentunya minta maaf kepada konsumen yang terpaksa harus menunggu. Yang pasti kami terus berupaya meningkatkan produksi,” katanya.

Sigit menerangkan, penjualan skutik Honda per Agustus 2009 melejit 56% menjadi 499 ribu unit. Pertumbuhan penjualan Honda di atas pertumbuhan pasar skutik yang hanya mencapai 32%. ”Porsi skutik terhadap total pasar akan mencapai 38% pada akhir tahun dari 36% pada Agustus,” katanya.

Sementara itu, Lonjakan penjualan skutik melambungkan penjualan Honda hingga mencapai 292.076 unit pada Agustus. Hasil ini membawa Honda kembali merebut posisi teratas pasar motor menggeser rival terberat mereka, Yamaha sebesar 279 ribu unit.

Berdasakan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pasar motor pada Agustus mencapai 626.478 unit, naik 2,4% dibanding Agustus 2008. Ini merupakan peningkatan penjualan pertama pada tahun ini setelah sebelumnya ambles selama tujuh bulan berturut-turut.

Siap Tambah Kapasitas
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT AHM Johannes Loman menyatakan, Honda siap menambah kapasitas produksi skutik pada tahun depan. Namun ia enggan menyebutkan berapa penambahan kapasitas dan nilai investasinya.

”Tentunya kami mempertimbangkan itu. Namun kami masih menghitungnya. Tambahan bisa mencapai 30 ribu unit,” paparnya. (coy)

sumber; investor daily

Minggu, 13 September 2009

Saat ATPM ‘Merangkul’ Koboi


foto:stephen

APA hubungannya Shusi Tei dengan Soichiro Honda? Lalu, apa pentingnya pabrikan sepeda motor merangkul Koboi?
Semua pertanyaan itu ternyata mudah dijawab. Tidak harus ke Tokyo, Jepang atau ke Texas, Amerika Serikat. Cukup nongol di pusat perbelanjaan elite, Plaza Senayan, Jakarta, semua pertanyaan itu terjawab.
Soichiro Honda sukses mendirikan perusahaan otomotif Honda yang kini malang melintang di seluruh jagat, termasuk di bumi Pertiwi. Semasa hidupnya, boleh jadi Soichiro Honda menyukai shusi yang notabene adalah masakan dari negeri asalnya, Jepang. Lalu, apa hubungannya dengan Shushi Tei? Jawabannya singkat: tidak ada. He he he.
Shusi Tei adalah restoran kelas atas yang menyajikan masakan menu asal Jepang. Salah satu gerainya berdiri di lantai 3, Plaza Senayan. Di restoran itulah, agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor Honda di Indonesia, PT Astra Honda Motor (AHM) merangkul pertemuan dengan para penulis blog otomotif. ”Ini adalah pertemuan kedua setelah 14 Februari lalu di pabrik kami di Cikarang, Jawa Barat,” ujar Istiyani Susriyati Kepala HC3 PT AHM, saat membuka pertemuan dengan para penulis blog, Jumat (11/9). Pertemuan yang dikemas dalam acara buka puasa bersama itu, dihadiri belasan penulis blog. Fenomena menulis informasi di jaringan internet kian meluas di Tanah Air. ”Saat ini ada sekitar satu juta blog di Indonesia,” kata Wicaksana ’ndoro kakung’, yang kerap dijuluki Bapak Blogger Indonesia, di sela pertemuan tersebut.
Sontak, hal itu ditimpali Julius Aslan, direktur pemasaran PT AHM sebagai suatu fenomena yang harus diantisipasi perusahaannya. ”Blog memiliki peranan penting untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk-produk kami kepada masyarakat,” tutur Julius Aslan.
Di tengah meluasnya penggunaan internet di Indonesia yang saat ini ditaksir ada sekitar 30 juta pengguna, kehadiran blogger (julukan bagi penulis dengan medium website di jaringan internet), boleh jadi dilirik para pabrikan sepeda motor sebagai tambahan fitur saluran informasi. ”Kami membuka diri bagi para blogger untuk bertanya tentang produk kami,” tutur Julius lagi.
Ia mengaku, pihaknya berharap hubungan dengan blogger bersifat profesional. ”Kami tidak ingin para blogger kehilangan independensinya,” tegas pria berkacamata itu.
Rudy Trihatmoko, salah seorang blogger senior mengingatkan PT AHM agar tidak peka kritik. ”Jangan tersinggung jika dikritik,” paparnya.
Para blogger juga mengajukan pertanyaan apakah PT AHM bakal mengajukan gugatan hukum jika ternyata ada tulisan blogger yang kuran berkenan. ”Jika berupa fitnah sehingga konsumen enggan membeli produk Honda, kami akan lakukan tuntutan,” ujar Julius. Namun, ia buru-buru mewanti-wanti, para blogger tidak perlu khawatir mengekspresikan diri dalam karya tulisnya. Terpenting, kata dia, buka fitnah. Maklum, di PT AHM saat ini bernaung sekita 13 ribu karyawan.
Mengingat sekitar 10 hari lagi memasuki Idul Fitri, manajemen PT AHM yang hadir saat itu juga membeberkan program Mudik Bareng Honda yang digelar pada Jumat (18/9), dari pabrik mereka di Sunter, Jakarta Utara.
Setelah berbincang sekitar dua jam, para blogger yang bernaung dalam Komunitas Blogger Otomotif Indonesia (Koboi) menuntaskan silaturahmi dengan foto bersama di depan restoran Shusi Tei. Masih ada aroma iklan salmon, ketika kaki melangkah meninggalkan restoran tersebut pada pukul 20.49 WIB. (edo rusyanto)

Kamis, 10 September 2009

Iklan Safety Riding?



SIANG ini, seorang teman mengirimi saya email dengan judul ‘safety?’. Ternyata ia ingin sharing tentang sebuah tampilan iklan produk oli sepeda motor. Segera saya klik lampiran email tersebut yang berisi foto hasil scanning iklan dari sebuah media cetak.
Sepintas tak ada yang istimewa. Dalam iklan tersebut, dua pengendara sepeda motor sport masing-masing membawa penumpang alias boncenger. Pada motor sport yang pertama terlihat boncenger asyik memeluk pundak rider-nya, sedangkan di motor lainnya, sang boncenger duduk menyilangkan kaki tanpa berpegangan dengan sang rider. Lantas, dimana masalahnya?
Menurut teman penggiat keselamatan berkendara sepeda motor (safety riding), pengendara dan boncenger harus menyatu agar ketika terjadi benturan, sang boncenger tak terlontar yang berisiko menimbulkan luka. Terutama luka di kepala.
Proses penyatuan itu, ujar teman saya, cukup dengan cara boncenger berpegangan secara erat pada bagian pinggang sang rider. ”Cara berpegangan seperti itu bisa mengurangi risiko terlontar saat terjadi pengereman mendadak,” katanya lagi.
Kembali soal iklan produk oli itu. Selain cara berboncengan yang seakan mengabaikan aspek keselamatan. Iklan tersebut juga menampilkan rider yang tidak mengekan jaket. Bahkan, hanya menggunakan kaos singlet yang menonjolkan kekekaran otot sang rider. Padahal, sang pengendara menunggang motor sport yang notabene bisa dipacu di atas 80 kilometer per jam (kpj).
Kerap kali, para penggiat safety riding mengajak para rider agar melengkapi diri dengan alat perlindungan diri (APD), mulai dari sepatu, jaket, sarung tangan, hingga helm.

Iklan oli yang menampilkan kelengkapan APD justru dilakukan oleh produsen lainnya. Dalam iklan di media cetak itu, selain menampilkan kemasan oli, juga divisualkan sang rider dan sepeda motornya. Sang rider mengenakan atribut lengkap APD. Lalu, kenapa produsen oli yang cukup terkenal itu tidak menampilkan sosok pengendara yang peduli pada safety riding?
Padahal, kata para ahli komunikasi, iklan bisa mempengaruhi persepsi seseorang yang melihat iklan tersebut. Ironisnya, jika persepsi yang dibangun adalah membuat biasa hal yang keliru, bakalan runyam urusannya. Terkait safety riding, persepsi yang harus dibangun adalah pentingnya APD dan perilaku berkendara yang bersahabat dan santun di jalan. (edo rusyanto)

Jaga Jarak, Hindari Senggolan



foto:dok mrc

KISAH pilu membahana di keluarga Juju (44). Warga Dusun Jatiluhur, Kecamatan Jatinegara Kabupaten Ciamis, Jawa Barat itu, meninggal dunia setelah sepeda motor Suzuki Smash Nopol Z5119WS yang dikemudikannya tergilas mobil. Juju meregang nyawa karena luka di kepala, kaki, dan tangan patah.

Tragedi bermula, Rabu (9/9) pagi, saat Juju yang berboncengan dengan Emin (50) melintas di Jl Raya Kawali-Panjalu, Kampung Sukamulya, Desa Winduraja Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Menurut saksi mata, seperti dikutip Antara, sepeda motor Juju beriringan dengan sepeda motor lainnya. Namun, sesaat kemudian keduanya bersenggolan. Korban pun terpelanting, naas dari arah berlawanan melaju Elf angkutan umum Z 7583 T yang dikemudikan Padroi (50) warga Kampung Lumbung Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis. Brukkkk. Kecelakaan tak terhindarkan. Juju tewas, Emin luka-luka.

Jaga Jarak Aman
Seorang teman penggiat keselamatan berkendara sepeda motor yang aman dan selamat (safety riding) memberi tips, jaga jarak aman sangat penting bagi pengendara sepeda motor (bikers). Berapa jarak yang aman? Ada yang menyebut, tergantung kecepatan.

Namun, secara umum, hitungan waktu yakni dua detik menjadi patokan untuk memberi ruang aman untuk bermanuver. Semakin rapat jarak kendaraan kita, ruang bermanuver semakin sedikit. Karena itu, secara sederhana kita diajarkan untuk menjaga ritme kecepatan kendaraan sama dengan kendaraan di depan kita dengan jarak sekitar dua hingga empat meter. Dengan kecepatan yang konstan diharapkan tidak terjadi benturan fatal. Dalam konvoy, kerap kita juga menerapkan formasi zig zag sehingga mengurangi risiko tabrak belakang.

Namun, saat di kemacetan, upayakan jangan terlalu mepet dengan kendaraan lain. Apalagi jika sampai ban kita berciuman dengan kendaraan lain. (edo rusyanto)

Rabu, 09 September 2009

AISI Naikkan Target Penjualan Motor



foto:edo


Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menaikkan target penjualan motor nasional dari 5,4 juta unit menjadi 5,8 juta unit menyusul tingginya angka penjualan motor pada Agustus 2009. Angka ini melemah 6,4% dibanding 2008 sebesar 6,2 juta unit.

Pada Agustus lalu, penjualan motor mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 627.770 unit, meningkat 1,4% dibanding Agustus 2008 sebesar 618.965 unit. Ini merupakan peningkatan penjualan pertama sepanjang tahun ini setelah sebelumnya terpuruk selama tujuh bulan berturut-turut.
“Target 5,8 juta unit merupakan optimisme meski terjadi krisis. Bahkan, jika tidak ada gejolak signifikan hingga akhir tahun, bisa mencapai 6 juta unit. Kalau memang itu bisa, luar biasa sekali,” tutur Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata di Jakarta, Selasa (8/9).

Gunadi menerangkan, pasar pada Agustus terbantu oleh naiknya harga komoditas primer sehingga mengangkat daya beli masyarakat luar Jawa. Di sisi lain, penjualan di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat yang selama ini menjadi motor penjualan justru menurum. Saat ini porsi dua wilayah ini turun dari 25% menjadi 21-22%.

Ia menjelaskan, aliran kredit yang mulai lancar dengan tingkat suku bunga yang berangsur turun menjadi pemicu utama optimisme tersebut. Artinya, kata dia, likuiditas bank mulai membaik. “Suku bunga kredit berangsur turun, menjadi sekitar 23% saat ini,” ujar dia. Faktor lain, ujar dia, momen Hari Raya Lebaran.

Selain itu, Gunadi menuturkan, kredit pembelian motor jelang Lebaran 2009 diperkirakan naik sekitar 10% dibandingkan penjualan reguler. “Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tidak jauh berbeda. Kenaikan kredit motor disumbang dengan penurunan bunga dan persyaratan kredit yang mudah” kata Gunadi.
Gunadi menambahkan, investasi yang mendorong infrastruktur semakin memadai mendukung peningkatan pasar motor.

Honda Berjaya
Pada Agustus 2009, Honda berhasil merebut posisi pertama pada bulan lalu menggeser Yamaha dengan penjualan 292.268 unit. Sedangkan Yamaha menorehkan penjualan 280.454 unit diikuti Suzuki 48.437 unit, dan Kawasaki 6.611 unit.

Hingga Agustus 2009, penjualan motor mencapai 3,6 juta unit, turun 14,2% dibanding periode sama 2008 sebesar 4,244 juta unit. Menurut Gunadi, pasar motor terus tumbuh dalam dua tahun terakhir. Bahkan jika tidak ada krisis, pasar berpeluang menembus 7 juta unit pada 2009 dibanding 2008 sebesar 6,2 juta unit.

Sementara itu, Chief Executive PT Astra International Tbk Honda Ronny Ramli menyatakan, penjualan motor Honda sepanjang Agustus dan awal September melambung 25% dipicu sentimen Lebaran. Sekitar 80% pembelian dilakukan dengan cara kredit di mana sebagaian besar merupakan kenis motor skuter otomatik (skutik).
Ia menilai penurunan BI Rate ke 6,5% kian menekan bunga kredit sehingga mendorong penjualan motor. Ia memperkirakan penjualan akan menurun pada September karena panjangnya hari libur.

“Hari kerja pada September paling hanya 20 hari jadi akan pengaruh terhadap produksi dan distribusi motor,” ujarnya. (eme/coy)

sumber; investor daily

Selasa, 08 September 2009

Trayek Angkutan Perkotaan Akan Diintegrasikan


foto:edo

Departemen Perhubungan (Dephub) akan mengintegrasikan trayek angkutan perkotaan. Itu dilakukan guna memangkas biaya transportasi perkotaan di Indonesia yang cenderung tidak efisien, sekitar 40% dari total penghasilan keluarga terpaksa dialokasikan untuk keperluan transportasi.

Direktur Bina Transportasi Perkotaan Dephub Elli Sinaga mengatakan, konsep integrasi moda transportasi telah diamanatkan dalam pasal 13 UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang merupakan pengganti UU No 14 Tahun 1992. Dalam konsep integrasi itu, tidak hanya trayek angkutan perkotaan di satu wilayah, namun juga antarwilayah.

“Dengan konsep integrasi antarwilayah itu, ego masing-masing pemerintah daerah (pemda) di beberapa kota akan hilang karena nantinya setiap pemda akan hidup saling berdampingan. Saat ini setiap wilayah punya trayek sendiri, Jabodetabek misalnya punya trayek khusus Jabodetabek,” kata dia, di Jakarta, Senin (7/9).

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) pernah menghitung, sekitar 40% dari penghasilan keluarga di daerah perkotaan di Indonesia terpaksa dialokasikan untuk biaya transportasi. Ini menunjukkan transportasi perkotaan di Indonesia tidak efisien karena masyarakat harus membayar mahal agar bisa pergi ke suatu tempat.

Menurut Elli Sinaga, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan semua Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menyamakan persepsi tentang trayek angkutan kota antarwilayah atau antarkota. Untuk tahap awal, yang perlu dilakukan adalah mengintegrasikan trayek angkutan perkotaan di dalam kota, setelah itu baru antarkota atau antarwilayah.

“Nantinya, setiap pemda atau provinsi di Indonesia harus memiliki rencana induk transportasi. Dalam rencana induk itu termuat tentang konsep integrasi trayek angkutan perkotaan dalam kota dan antarkota atau antarwilayah,” jelas dia.

Elli Sinaga mengakui, dengan kondisi trayek angkutan perkotaan dalam kota maupun antarkota yang belum terintegrasi, membuat biaya transportasi masyarakat menjadi tinggi. Kondisi ini juga memicu maraknya angkutan berpelat hitam atau tidak resmi. Angkutan itu muncul demi memanfaatkan peluang belum adanya trayek lanjutan dari trayek yang sudah ada.

“Kami cukup prihatin dengan kondisi saat ini, bagaimana masyarakat harus mengeluarkan sekian persen dari penghasilannya hanya untuk biaya transportasi, untuk sekian kilometer harus beberapa kali ganti moda transportasi dan setiap kali berganti harus membayar sekian rupiah,” ungkap dia.

Susun Perpres

Dalam kesempatan itu, Elli Sinaga mengatakan, agar nantinya konsep integrasi moda transportasi di dalam kota dan antarkota atau antarwilayah berjalan dengan baik, perlu diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres). Dengan Perpres, implementasi kebijakan di lapangan akan berjalan lebih efektif.

“Dalam Perpres itu nantinya juga akan mengatur tentang trayek-trayek yang sudah dibakukan oleh pemerintah. Dengan adanya trayek baku, operator tidak bisa mengklaim suatu trayek adalah miliknya,” jelas dia.

Elli Sinaga mencontohkan, sejauh ini konsep integrasi moda transportasi baru akan diterapkan di Palembang. Di kota itu, lalu lintas air menggunakan bus air diintegrasikan dengan jalan darat, pelabuhan, dan kereta api. Rencananya, konsep itu bisa resmi dioperasikan pada Desember 2009. (c128)

sumber: investor daily

Ekspor Ban Capai US$ 465 Juta

Nilai ekspor ban mobil sampai Juli tahun ini meningkat 2,5% menjadi US$ 465 juta dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 454 juta. Nilai ekspor itu mampu bertumbuh meski secara volume terpangkas cukup dalam.
Sekjen Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Tjuju Dharmawan menjelaskan, nilai ekspor itu meningkat karena ada kenaikan harga jual ban untuk beberapa destinasi ekspor. Selain itu, kata Tjuju, terjadi perubahan komposisi ekspor ban mobil.
Porsi ban berukuran besar untuk pasar ekspor kian membengkak, sehingga harga jual yang didapatkan produsen lebih baik. “Makin besar ukuran ban harganya makin tinggi. Misalnya, radial ring 18 tentunya lebih mahal dibanding dengan ring 13. Ada perbaikan komposisi ke ban yang lebih mahal,” katanya ketika dikonfirmasi di Jakarta, baru-baru ini.
Berdasarkan data APBI, volume ekspor ban hingga Juli 2009 tercatat anjlok 16% menjadi 15,19 juta unit dari periode sama tahun lalu sebanyak 16,07 juta unit. Adapun total penjualan ban per Juli 2009 merosot 18% menjadi 21,224 juta unit.
Tjuju yang juga menjabat sebagai Wakil General Manager Penjualan dan Pemasaran PT Sumi Rubber Indonesia—produsen ban merek Dunlop—menerangkan, kinerja ekspor ban sempat terpuruk pada kuartal pertama 2009. Namun memasuki Juni hingga awal September 2009, kinerja ekspor perlahan mulai bangkit.
“Pada kuartal pertama ekspor kami sempat di bawah 85% dari tahun lalu. Tetapi pada Juni penurunannya berkurang tinggal 10%,” katanya.
Tjuju memperkirakan nilai ekspor ban akan tetap bertumbuh sampai akhir tahun ini. Hal itu akan membantu produsen ban nasional mengompensasi kejatuhan penjualan di pasar domestik.
Merujuk data APBI, pasar ban pabrikan mobil per Juli 2009 anjlok 30% menjadi 605 ribu unit mengikuti pelemahan pasar mobil domestik. Penurunan itu diikuti oleh pasar segmen pengganti yang melorot 19% menjadi 1,1 juta unit.

Pebisnis Kecewa
Sementara itu, pebisnis ban mengaku kecewa dengan kebijakan dumping yang ditetapkan pemerintah Turki terhadap produk ban sepeda dan ban motor asal Indonesia. Pemerintah Turki sejak 1 Agustus 2009 meningkatkan bea masuk anti dumping (BMAD) menjadi sebesar 20-32% dari sebelumnya 5-10%.
Empat perusahaan Indonesia yang dituduh dumping adalah PT Industri Karet Deli (Swallow), PT Hung A Indonesia, PT Surabaya Kencana Tyre Industry (Primax), dan PT IRC INOAC Indonesia.
“Kami kecewa dengan pemerintah yang tidak memberitahukan hal ini. Sebab, pada Juli 2009 kami masih ekspor dengan BM yang lama dan tiba-tiba pada 1 Agustus langsung ada kenaikan terkait dumping dan kita tidak diberitahukan langsung pemerintah soal ini,” kata Ketua Umum APBI Azis Pane.
Menurut Aziz, ekspor ban Indonesia ke Turki tahun ini diperkirakan bakal menurun tajam seiring kebijakan itu. Padahal tahun ini Indonesia memiliki kesempatan untuk menggenjot ekspor ke Turki hingga dua kali lipat dari realisasi 2008 sebesar US$ 20 juta.
Sebelumnya, Direktur Pengamanan Perdagangan Indonesia Departemen Perdagangan (Depdag) Ernawati mengaku, pemerintah telah memberikan informasi kepada perusahaan tentang notifikasi resmi Otoritas Anti Dumping (OAD) Turki atas penyelidikan yang telah mencapai tingkat penyelesaian. Produsen terkait kemudian diminta menyampaikan tanggapan dan respons dengan tenggat waktu 15 Juni 2009.
“Namun, hingga saat itu Depdag belum mendapatkan informasi apa-apa dari perusahaan bersangkutan,” jelasnya.(coy)

sumber; Investor Daily

Minggu, 06 September 2009

Sepasang Bikers Tewas Saat Menyalip


foto:edo


NAAS benar nasib Bambang Soetrisno (62) dan Ahmad Priyo R (56). Kakak beradik warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah itu, meregang nyawa saat sepeda motornya ringsek dihajar truk. Penabrak melarikan diri.
"Pengendara sepeda motor berboncengan itu menyalip saya, tapi tak beberapa lama kemudian ditabrak truk dari arah berlawanan, truknya melarikan diri," kata Satrio yang mengemudikan mobil pengangkut elpiji, yang menjadi saksi atas peristiwa itu, di Brebes, Kamis (3/9).
Seperti dilansir Antara, tabrak lari pada Kamis siang itu terjadi di Jalan Raya Desa Kajen, Brebes, sekitar 50 meter dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Desa Kajen.
Korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soeselo Slawi untuk otopsi.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Tegal, AKP Valentinus Virasandy Asmoro, mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus tabrak lari itu. "Kami akan menyelidiki kasus ini dan ini murni kecelakaan tabrak lari," katanya.

Ragu-ragu Tunggu
Perilaku bikers saat mendahului kendaraan (menyalip) kerap memicu kecelakaan. Awal tahun ini, adik dari rekan saya harus menemui ajal saat menyalip sedan Honda Jazz di kawasan Ciputat, Jaksel. Malang nian nasib sang adik itu, saat menyalip dari arah berlawanan ada pick up Suzuki Carry yang tidak memberinya ruang sehingga terjadi benturan.
Karena itu, upayakan ketika menyalip kepastian ruang yang tersedia cukup memadai bagi sepeda motor. Selain ruang, pastikan dari arah berlawanan tidak ada kendaraan yang menutup ruang tersebut. Saat menyalip hendaknya dari arah kanan kendaraan di depan kita dan berilah kode lampu isyarat bahwa kita akan mendahului kendaraan tersebut. Kondisi gigi sepeda motor dalam posisi dua atau tiga, jangan terlalu tinggi misalnya empat atau lima. Dengan posisi gigi dua, sepeda motor relatif bisa ditambah kecepatannya jika kondisi memaksa.
Apabila hasil analisis medan atau ruang di depan kendaraan yang akan disalip masih membingungkan, atau membuat ragu-ragu, tidak ada salahnya menunggu di belakang kendaraan tersebut. (edo rusyanto)

Catatan Kecelakaan Bro Angga


foto:edo

PEKAN lalu, bro Angga, salah satu pengendara sepeda motor (bikers) di Jakarta, tertimpa musibah kecelakaan.
Peristiwa tersebut dipicu ketika bro Angga berupaya menghindar angkutan kota (angkot) yang berputar tiba-tiba. “Jaraknya hanya 2-3 meter. Saya rem tangan dan kaki serta ditambah nurunin gigi motor,” ujar bro Angga dalam surat elektroniknya kepada saya, Minggu (6/9).
Selanjutnya, jelas Angga, dirinya terpeleset dan motor terjatuh ke kiri jalan. Ia terseret beberapa meter dan terbentur pembatas kali alias trotoar. Buntut dari insiden itu, ia harus meringkuk beberapa hari di bangsal rumah sakit. Termasuk harus memeriksa kondisi “Sekarang rawat jalan,” kata dia lagi.
Ia tak habis-habisnya menyayangkan perilaku sopir angkot yang berputar arah namun tidak melihat sekelilingnya. “Lokasi kejadian di sebuah pertigaan. Saat itu kecepatan saya sekitar 60 kilometer per jam,” tambah Angga yang sehari-hari mengendarai motor sport 150 cc.
Dalam bagian akhir surat elektroniknya, Angga menggaris bawahi pentingnya tengok kiri dan kanan alias waspada sebelum menyeberang jalan. “Intinya kecerobohan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Fatal akibatnya bro,” ujarnya yang hingga Minggu masih dalam proses pemulihan.
Angga bukan satu-satunya korban tabrakan atau senggolan akibat ugal-ugalannya angkutan umum. Minggu, saya juga mendapat kabar dari seorang teman. “Pak Edo, baru saja saya lihat bus Kopaja menyenggol bikers di Pondok Indah, bikers tersungkur kayaknya luka parah,” ujar rekan saya bro Gianto. Ia yang saat itu mengendarai mobil bersama keluarga masih melihat Kopaja melaju tanpa memberi pertolongan kepada korban.
Sepanjang Januari-Juli 2009, sebanyak 42% korban kecelakaan yang melibatkan bikers akibat ditabrak mobil, termasuk di dalamnya adalah mobil angkutan umum seperti angkot, minibus, dan bus Trans Jakarta. Musuh utama bikers di jalan raya bukan hanya infrastruktur jalan yang tidak memadai dan emosi diri sendiri, namun para pengendara mobil.

Dilihat dan Melihat
Karena itu, seorang rekan saya penggiat keamanan dan keselamatan berkendara motor (safety riding) selalu mengingatkan, pentingnya penerapan secara maksimal konsep dilihat dan melihat. Artinya, posisi bikers harus mudah dilihat oleh pengguna jalan lain, termasuk mobil. Salah satu agar mudah dilihat adalah menggunakan jaket yang berwarna cerah atau mudah berpendar saat kena cahaya, atau menyalakan lampu utama saat di siang hari.
Dan, kedua, bikers agar mudah melihat sekeliling saat berkendara sebelum akhirnya memutuskan untuk berbuat sesuatu, seperti berbelok atau mengerem. (edo rusyanto)

Jumat, 04 September 2009

Mudik Pakai Motor, Jangan Abaikan Kondisi Tubuh

Kamis, 3 September 2009 - 16:37 wib

Prasetyo Adhi - Okezone
Foto: okezone


JAKARTA - Sejak beberapa tahun belakangan, mudik menggunakan sepeda motor menjadi pilihan beberapa masyarakat untuk pulang kampung. Tapi perlu diingat, perhatikan kondisi tubuh.

Mudik menggunakan sepeda motor tentu berbeda dengan menggunakan mobil. Hembusan angin kencang selama perjalanan, dan juga berjibaku dengan kendaraan lain yang lebih besar seperti truk atau bus, tentu dibutuhkan stamina serta konsentrasi yang tinggi.

Karena itu, bagi pemudik yang hendak menggunakan roda dua, sebaiknya jangan abaikan stamina tubuh Anda. "Upayakan agar beristirahat minimal setiap dua jam perjalanan," pesan punggawa Road Safety Assosiation (RSA), Edo Rusia kepada okezone.

Selama waktu istirahat tersebut, gunakanlah waktu untuk melemaskan otot-otot tangan, kaki dan pinggang. "Sekira 10-15 menit cukup untuk istirahat," tambah pria yang aktif kampanye safety riding ke sejumlah bikers ini.

Dengan beristirahat, kata dia, bisa kembali melemaskan otot-otot yang tegang dan juga membuat tubuh kembali lebih segar setelah menempuh perjalanan jauh. Dengan begitu, diharapkan konsentrasi tidak akan menurun.

Apabila Anda berpuasa, Edo berpesan, sebaiknya jangan makan makanan berlemak terlalu banyak termasuk mie instan. Makanlah makanan bergizi agar bisa menampung energi yang dibutuhkan selama perjalanan mudik. "Perbanyak sayuran, buah, ikan, minum susu dan vitamin secukupnya," kata dia.

Dengan begini, badan akan tetap fit ketika diajak menempuh jarak jauh menuju kampung halaman. (uky)

Kamis, 03 September 2009

Dua ATPM Motor Berhenti Jualan


foto:edo

JAKARTA — Dua agen tunggal pemegang merek (ATPM) motor berhenti berjualan sejak Juli 2008. Dua merek tersebut adalah Kymco dan Piaggio.
Berdasarkan data distribusi motor ke dealer (wholesales) yang direkap Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Kymco berhenti menjual motor sejak November tahun lalu sedangkan Piaggio sejak Juli 2008. Total penjualan Kymco pada 2008 mencapai 5.106 unit, sementara Piaggio 60 unit.
Ketua AISI Gunadi Sindhuwinata mengakui, dua merek tersebut sudah tidak mengirimkan data penjualan ke AISI. Namun Gunadi tidak mengetahui secara pasti alasan dua merek tersebut. “Saya tidak berkompeten untuk menjawab pertanyaan ini,” katanya di Jakarta, Selasa (1/8).
Berdasarkan penelusuran, Kymco diageni oleh PT Kymco Lippo Motor Indonesia. Kymco memiliki fasilitas perakitan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dengan kapasitas produksi sebesar 100 ribu unit setahun. Kymco resmi masuk AISI pada 2002.
Kymco merupakan pionir motor skuter otomatik (skutik) di Tanah Air. Dari situs resmi perusahaan, Kymco memproduksi sembilan model motor, terdiri atas Free LX, Trend SR, Easy JR, Visa, Free MX, Metixa GLX, Metica GS, dan Spike RR.
Gunadi menerangkan, selain tidak mengirimkan data penjualan, Kymco juga belum membayar iuran anggota. Walau begitu, AISI tidak dapat mengeluarkan sanksi karena tidak tercantum dalam aturan organisasi. “Kami tidak memberikan tenggat waktu pada Kymco terkait pembayaran iuran dan juga penyerahan data. Kami sudah tidak berkomunikasi dengan mereka,” katanya.
Di sisi lain, Gunadi mengaku AISI juga sudah tidak menerima laporan penjualan dari Piaggio. Menurut Gunadi, Piaggio saat ini sudah tidak melakukan proses perakitan. Seluruh motor yang dipasarkan diimpor dalam bentuk utuh dari Italia.
“Piaggio termasuk salah satu pendiri AISI karena tadinya melakukan aktivitas manufacturing. Tapi sekarang sudah tidak memproduksi motor lagi,” ujarnya.
Sementara itu, PT Sentra Kreasi Niaga (SKN) selaku distributor Piaggio yang juga menjual Gilera dan Aprillia membantah berhenti berjualan. Hingga kini pihak SKN mengaku masih eksis di pasar nasional.
“Rata-rata penjualan kami per bulan mencapai 35 unit. Pada Agustus lalu kami bahkan bisa menjual 40 unit. Saya tidak tahu apakah rekap data ini disetor ke AISI atau tidak,” kata Manajer Pemasaran SKN Harry Mantovani.
Ia tidak mengetahui apakah data penjualan sudah dilaporkan ke AISI. Ia mengaku bukan berada di divisi publikasi.
Menurut Harry, Piaggio memiliki 11 model yang ditawarkan di harga Rp 30-260 juta. Seluruh motor diimpor dalam bentuk utuh dari Italia. “Karena masih impor, harga motor kami naik Rp 1-3 juta sepanjang tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu,” paparnya.
Meski terbilang mahal, motor Piaggio, kata Harry, masih cukup diminati. Pada tahun lalu, kata dia, Piaggio terjual sebanyak 510 unit. Untuk tahun ini SKN menargetkan penjualan mencapai 450 unit.
“Pasar motor kita tahu sedang melemah akibat gempuran krisis global. Hal ini pasti berdampak terhadap penjualan kami. Namun, sejak Juli penjualan mulai membaik,” katanya.
AISI melaporkan, realisasi penjualan motor nasional hingga Juli 2009 mencapai 3.091.697 unit, turun 15% dibanding periode sama tahun lalu sebesar 3.633.071 unit. Hingga akhir tahun, pebisnis motor memperkirakan pasar motor akan mencapai 5,3 juta unit, turun 14,5% dibanding 2008 sebesar 6,2 juta unit. (coy)


sumber: investor daily

Rabu, 02 September 2009

Viar Diduga Langgar Desain Yamaha


foto:edo

JAKARTA- Produsen sepeda motor Viar, PT Triangle Motorindo, Semarang, Jawa Tengah, diduga melanggar desain yang didaftarkan oleh Yamaha Motor Co., Ltd, Japan. Terkait hal itu, kepolisian telah menyita produk Viar yang diduga menjiplak kepunyaan Yamaha itu, di Semarang, Jawa Tengah dan Lampung.
Siaran pers yang diterima redaksi menyebutkan, motor Viar yang diduga melanggar hak cipta desain Yamaha itu adalah motor Viar Starfit Z dan Viar Star MX. Keduanya mirip dengan Yamaha Jupiter Z dan Yamaha Jupiter MX yang diproduksi PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
Yamaha Jupiter Z dan Yamaha Jupiter MX diproduksi oleh YMKI yang merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor Yamaha di Indonesia. Perusahaan tersebut sudah sekitar 35 tahun beroperasi di Indonesia. Saat ini berada di posisi kedua penguasa pangsa pasar sepeda motor di dalam negeri. Tahun lalu, volume penjualan YMKI sebanyak 2,46 juta unit dengan pangsa pasar 39,7%. Di posisi pertama masih bertengger PT Astra Honda Motor (AHM), ATPM motor Honda dengan volume 2,87 juta unit, dengan pangsa pasar 46,2%.
Kembali soal pelanggaran desain. Marketing Communication Supervisor PT Triangle Motorindo Marzuki, seperti dikutip detikOto, Rabu (2/9), mengakui bahwa pihaknya memang memproduksi sepeda motor yang mirip milik Yamaha. Namun, ia mengaku produk tersebut tidak mengganggu penjualan Yamaha.
Selain disita polisi, kata Marzuki, pihaknya juga diminta menghentikan produksi merek yang mirip milik Yamaha. "Yang jelas, mereka (polisi) hanya minta produksi distop," ujar dia.
Manajemen YMKI mengakui bahwa langkah yang ditempuh prinsipal mereka di Jepang, sudah dimulai beberapa waktu lalu. “Bahkan iklannya dipasang di Kompas. Dalam iklan tersebut diperingatkan kepada produsen yang memproduksi mirip dengan Yamaha Jupiter,” ujar Promotion Supervisor YMKI Indra Dwi Sunda, baru-baru ini.
Seorang pebisnis sepeda motor yang enggang disebut jatidirinya mengatakan, bisnis sepeda motor Mocin yang meniru sepeda motor Jepang sudah marak sejak awal 2000. “Saat itu yang terpenting harganya murah, konsumen mencarinya. Terlebih di daerah,” kata dia.
Di pasaran, harga produk Mocin hampir separuh dari harga motor Jepang.
Siaran pers Yamaha Motor Co., Ltd, Japan menyebutkan, salah satu nomor pendaftaran yang diduga dilanggar produsen Viar adalah ID0013052-D untuk sepeda motor, ID0012820-D untuk penutup pegangan sepeda motor dan ID0012823-D untuk lampu belakang sepeda motor.
Sepanjang Januari-Juli 2009, YMKI telah menjual 354 ribu unit sepeda motor Yamaha Jupiter Z dan Yamaha Jupiter MX. Angka itu turun dibandingkan periode sama 2008 yang mencapai 524 ribu unit. (edo rusyanto)

Selasa, 01 September 2009

42% Bikers Tewas Ditabrak Mobil


foto:edo

ISMANTO harus berpulang dengan cara yang tak seorang pun menginginkannya. Tewas tertabrak truk. Pria berusia 25 tahun itu, meregang saat sepeda motornya dihajar truk trailer di Jl Latumenten arah Pluit, Jakarta Barat. Hari baru saja beringsut memasuki pukul 07.30 WIB, Sabtu (22/8), ketika Ismanto bersimbah darah dan terbujur kaku di RS Sumber Waras, Jakarta Barat.
Potret buram Ismanto merupakan salah satu dari mayoritas korban kecelakaan di jalan Jakarta. Sepanjang Januari-Agustus 2009, mayoritas pengendara sepeda motor (bikers) yang menjadi korban kecelakaan di jalan Jakarta akibat ditabrak mobil yakni 42,68%. Selebihnya disebabkan oleh lepas kontrolnya bikers, motor menabrak motor, hingga motor ditabrak kereta api.
Selama delapan bulan 2009, sekitar 25,94% korban kecelakaan bikers harus menemui ajal di atas aspal, selebihnya menderita luka ringan dan luka berat.
Secara fisik, sepeda motor menjadi subordinasi kendaraan roda empat seperti jenis multi purpose vehicle (MPV), apalagi bus dan truk. Sudah menjadi takdir, sikecil bakal mudah ditaklukan oleh siempunya tubuh besar. Saling serobot, sikecil pun tersungkur. Hukum jalan raya, yang kuat yang menang.
Di tengah itu semua, kita rindu penegakkan aturan yang mendorong terwujudnya rasa aman dan nyaman berlalu lintas. Aturan termutakhir UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), menyiapkan segudang sanksi yang tergolong berat dari sisi denda maupun pidana. Tengok saja misalnya, hukuman denda Rp 12 juta dan kurungan enam tahun. Kedua sanksi itu ancaman bagi pengendara yang menimbulkan kecelakaan sehingga korbannya meninggal dunia.

Menurun
Angka kecelakaan yang melibatkan bikers sepanjang Januari-Agustus 2009 menurun 21,2% yakni dari 257 menjadi 212 orang.
Pada 2008, total korban kecelakaan yang melibatkan sepeda motor sebanyak 257 orang terdiri atas tewas 63 dan luka 194. Sedangkan 2009, total korban sebanyak 212 orang terdiri atas 55 tewas dan 157 luka-luka.
Berdasarkan data yang dipublikasikan http://www.lantas.metro.polri.go.id, sepanjang delapan bulan 2009, jumlah korban tewas turun 15,5% dan korban luka turun 23,6%.
Dari total 164 kasus kecelakaan sepeda motor yang dipublikasikan, sekitar 65,12% korbannya adalah usia produktif yakni 20-39 tahun. Sementara itu, rentang waktu yang paling sering terjadi kecelakaan di Jakarta adalah pukul 06.00-12.00 WIB yakni mencapai 37,20%. Di Jakarta, rentang waktu tersebut adalah saat warga berangkat menuju tempat aktifitas seperti kuliah, bekerja, maupun berwiraswasta. Dengan populasi sepeda motor sekitar 6 juta unit, jalan Jakarta bagai kolam es cendol. (edo rusyanto)
Related Posts with Thumbnails
 
Copyright 2009 Edo Rusyanto's Traffic. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan and Arrange by Ian